News

Indonesia Dukung Sekjen PBB Pakai Pasal 99 Respons Situasi Gaza

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), menyatakan dukungan kepada langkah Sekjen PBB Antonio Guterres yang mengirimkan surat kepada Dewan Kemanan (DK) PBB di bawah Pasal 99 Piagam PBB. Guterres mengambil langkah yang jarang terjadi menyikapi seragan membabi buta Israel di Jalur Gaza.

Diplomat senior asal Portugal itu mengadopsi Pasal 99 untuk secara resmi memperingatkan DK PBB mengenai ancaman global yang ditimbulkan oleh serangan gencar Israel di Jalur Gaza.

“Surat Sekjen tersebut diharapkan memberikan tekanan kepada DK PBB dan memberikan dasar bagi DK PBB untuk mengambil langkah politik segera dan tegas,” kata Kemlu RI dalam pesan tertulisnya, Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Menurut Kemlu, isi surat Sekjen PBB tersebut sejalan dengan posisi Indonesia sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di berbagai forum, khususnya saat berpidato di PBB tanggal 24 Oktober 2023 lalu.

Kemlu juga mengungkapkan bahwa sepanjang usia PBB baru tiga kali pasal tersebut digunakan. Bahkan Sekjen Guterres baru kali ini menggunakan pasal tersebut selama masa jabatannya.

“Dengan surat Sekjen PBB tersebut, diharapkan dalam waktu dekat Dewan Keamanan PBB akan mengambil langkah penting terkait situasi di Gaza,” kata Kemlu.

Menurut Kemlu, Menlu Retno Marsudi terus berkomunikasi dengan berbagai pihak yang dianggap memiliki pengaruh di DK PBB untuk meyakinkan agar tidak ada negara Anggota Tetap DK PBB yang menggunakan hak veto-nya. 

Diungkapkan Kemlu, Menlu telah melakukan pembicaraan dengan lewat telepon dengan Menlu Uni Eropa. Retno juga melakukan pertemuan dengan Dubes-Dubes Uni Eropa di Jakarta.

“Hari ini Menlu RI bertemu khusus dengan Dubes Perancis yang, salah satunya membahas isu tersebut,” demikian kata Kemlu.

Israel melanjutkan agresi militernya di Jalur Gaza pekan lalu setelah menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Setidaknya 17.487 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 46.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Adapun korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang.

Jumlah korban tewas sebenarnya di Jalur Gaza diperkirakan jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan, karena ribuan korban terjebak di bawah reruntuhan. Penyakit mematikan juga menyebar di wilayah tersebut sebagai akibat dari pemboman, pengepungan, dan runtuhnya infrastruktur kesehatan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button