News

Janji Lipatgandakan Dana Riset dan Inovasi, Pakar Minta Ganjar-Mahfud Lebih Realistis

Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyoroti salah satu program pasangan calon (paslon) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, terkait sistem digital nasional melalui percepatan riset dan inovasi. Menurutnya program tersebut kurang tepat dan kurang realisitis bila dijalankan.

“Jangankan program riset, kita pendidikan saja tiap ganti menteri bisa ganti sistemnya, itu yang perlu kita sadari,” kata Alfons kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, dikutip Minggu (22/10/2023).

Ia mengatakan program yang dicanangkan paslon tersebut hanya terlihat manis saja di atas kertas. Untuk realisasinya butuh waktu panjang, dan bila terwujud tentu berdampak positif, tapi sulit diwujudkan.

“Jadi kalau kita ngomong riset itu urusannya jangka menengah dan jangka panjang, jadi tidak cukup dalam lima tahun jabatan presiden bisa langsung teknologi lebih meningkat, itu tidak realistis,” terangnya.

Meski begitu, lanjut dia, tentu hal ini tetap menjadi penting sehingga dibutuhkan orang yang cerdas dan cermat, khususnya dalam memetakan permasalahan antarnegara apa yang sedang terjadi.

Ia mencontohkan kondisi terkini, di mana Amerika sudah menguasai bidang perangkat lunak, dan China kuasai perangkat keras. Ganjar-Mahfud, sambung Alfons, mestinya mencanangkan program yang bisa mengejar ketertinggalan, meski harus diakui nyaris mustahil bisa bersaing dengan dua negara besar itu.

“Itu yang perlu kita sadari, kita perlu pintar menempatkan diri dan beberapa teknologi yang strategis memang kita perlu, tetapi contohnya banyak soal AI, lalu soal satelit orbit seperti starling itu kan rasanya kita sangat sulit untuk bisa berkompetisi atau mengejar ke sana,” ucapnya.

Alfons mengatakan program Zero Blank Spot yang ingin dilakukan oleh paslon ini memang merupakan sebuah keniscayaan. Hanya saja pada periode ini, hal ini gagal dilakukan karena munculnya kasus korupsi BTS.

“Harusnya itu menjadi salah satu prioritas. Dan mau tidak mau ya harus dicapai, dan perkembangan teknologi ini kelihatannya dalam waktu lima tahun ke depan akan berubah,” imbuh dia.

Sehingga Indonesia tak lagi bergantung pada BTS, namun menggunakan teknologi tanpa orbit dan hanya dengan menggunakan internet handphone (hp) saja, sudah bisa terkoneksi hingga pelosok.

“Jadi kalau misalnya di Papua kalau masang tower kan takut pekerjanya ditembak, kalau pakai yang tanpa orbit tidak perlu tower lagi, dari hp bisa langsung dapat akses,” ucap Alfons.

Ketimbang menjanjikan program yang kurang realisitis, Ganjar-Mahfud sebaiknya memikirkan bagaimana cara agar bisa menghargai para peneliti dan ilmuwan.

“Kita lihat bahwa banyak kasus di Indonesia, banyak orang pintar, tapi akhirnya mereka lari ke luar negeri, karena tidak dihargai di Indonesia. Kalau memang hal ini dilakukan, artinya ada penghargaan lebih tinggi ya akan ada perubahan signifikan,” kata Alfons.

Diketahui, pasangan Ganjar-Mahfud telah menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU. Salah satu yang diserahkan keduanya kepada KPU adalah buku visi-misi dan program kerja. Yang unik adalah buku visi-misi dan program tersebut bisa di-scan melalui kode QR. Masyarakat pun bisa membaca visi-misi dan program kerja Ganjar-Mahfud melalui kode QR.

Berdasarkan dokumen yang telah dilihat dari kode QR, Ganjar dan Mahfud memiliki visi Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari. Berikut 8 program mereka.

1. Mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian;

2. Mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi (R&I) berdikari;

3. Mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah;

4. Mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi;

5. Mempercepat pembangunan sistem digital nasional;

6. Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru;

7. Mempercepat pelaksanaan demokrasi substantif, penghormatan HAM, supremasi hukum yang berkeadilan, dan keamanan yang profesional;

8. Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button