Wakil Ketua KPK RI Alexander Marwata mengeluhkan sulit menjatuhkan pilihan saat pemilu karena terlalu banyak pilihan partai dan calon anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten serta kota. Bahkan, Alex akhirnya menghitung kancing dalam memilih wakil rakyat yang akan duduk di parlemen.
“Setiap menjelang pemilu atau bahkan saat pemilu, saya beserta keluarga, istri dan anak saya yang sudah memiliki hak pilih selalu kebingungan. Akhirnya seolah-olah hanya menghitung kancing aja. Jatuhnya siapa itulah yang beruntung, lebih kurang seperti itu,” kata Alex di hadapan petinggi Partai Hanura di Gedung ACLC KPK, Setiabudi, Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Dia menjelaskan, hal itu bukan tanpa sebab. Dia belum menemukan perbedaan secara mencolok antara satu partai dengan partai lainnya. Termasuk dalam soal komitmen membangun bangsa dan landasan ideologis setiap partai.
“Saya punya temen menjadi kader salah satu partai politik. Saya diskusi dengan teman itu, kenapa kamu jadi partai A misalnya, bedanya dengan partai B apa, dengan partai C apa, D dan seterusnya. Yang bersangkutan enggak bisa menjelaskan juga,” tambah Alex.
“Oh beda dong, kita kan berjuang untuk kesejahteraan rakyat, yang B juga mencerdaskan rakyat, sama juga. Semua partai seperti itu. Terus landasan ideologisnya juga sama, pancasila, UUD 1945, tidak boleh ada yang lain,” sambung Alex.
Kemudian, Alex menduga ada banyaknya partai merupakan buah dari sistem demokrasi yang dianut Indonesia sehingga masyarakat memiliki pilihan yang banyak dalam pemilu.
“Jadi saya lalu berpikir, kalau begitu kenapa harus banyak partai? Tapi itulah demokrasi, kita sudah sepakat sistem kita demokrasi. Undang-undang menjamin penduduk untuk berserikat, mendirikan partai nah itu harus kita hargai,” tegas Alex.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)