News

Kang Emil: Kami Berdua Pak Uu Dwi Tunggal, Saling Mendukung dan Mendoakan

kang-emil:-kami-berdua-pak-uu-dwi-tunggal,-saling-mendukung-dan-mendoakan

Dari seluruh rangkaian prosesi peresmian Masjid Raya Al Jabbar, di Gedebage, Bandung, Jumat (30/12/2022) lalu, ada yang mungkin luput dari perhatian publik. Saat akan mengumumkan peresmian masjid termegah di bumi Pasundan itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Kang Emil) tiba tiba memanggil Wakilnya Uu Ruzhanul Ulum untuk tampil ke depan.

“Saya minta Pak Uu untuk maju ke depan. Sengaja diabsen terakhir karena akan diistimewakan,” ajak Kang Emil. Pak Uu pun maju ke depan dan berdiri di samping Kang Emil.

“Kami berdua ini dwi tunggal. Kami dan Pak Uu sangat memahami posisi, kesibukan satu sama lain. Kami ini saling mendukung, saling mendoakan, saling memahami. Tidak boleh ada pemimpin pemimpin daerah yang saling bertengkar. Ini harus menjadi contoh bahwa kami harmonis dalam kepemimpinan hari ini dan kami harmonis dengan sejarah masa lalu,” papar Kang Emil yang dilanjutkan dengan meresmikan penggunaan Masjid Raya Al Jabbar.

Uu sendiri dalam berbagai kesempatan selalu mendukung kepemimpinan Kang Emil. Bahkan Uu secara terbuka meminta masyarakat Jabar untuk mendukung Ridwan Kamil maju sebagai calon presiden.

“Saya selaku orang Jawa Barat, selaku kader partai dan orang dekat Pak Gubernur ingin semua warga Jabar mendukung Pak Gubernur jadi Presiden,” tutur Uu saat beraudiensi dengan serikat pekerja di rumah dinasnya, Jalan Rancabentang, Bandung, Jumat (18/11/2022) lalu

Ada beberapa pertimbangan yang disampaikan Uu mengapa warga Jabar harus mendukung Kang Emil menjadi calon presiden. Alasan pertama, Jabar merupakan daerah dengan kontribusi suara terbesar di nasional. Hal itu, menjadi modal besar untuk mendorong orang Sunda berkiprah di politik nasional. Kemudian, belum ada warga Jabar yang pernah menjadi presiden.

“Pertama hak pilih Jabar 22 persen tingkat nasional dan sangat signifikan. Kedua, belum pernah ada orang jabar memimpin di tingkat nasional. Ketiga, tidak kolot. Kalau orang Sunda mimpin nasional, Indonesia lebih maju,” ungkapnya.

Bukan Ban Serep

Akhir September 2019 silam, Uu pernah dicap sebagai “ban serep” oleh Anggota DPRD Jabar dari Partai Gerindra Daddy Rohanady karena hanya melakukan kegiatan yang sifatnya seremonial.

Uu ketika itu tidak mempermasalahkan dirinya yang dipandang tidak maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai Wagub.

“Jadi yang kami lakukan adalah pengalaman saya sebagai bupati. Adapun orang menafsirkan saya sebagai ban serep, itu ini, itu hak masyarakat. Saya tidak seperti ban serep seperti dalam hal-hal yang lain,” kata Uu Ruzhanul Ulum, di Gedung Sate Bandung, Senin (9/9/2019).

Uu mengatakan dirinya memahami filosofi seorang wakil kepala daerah karena pernah menjadi bupati Tasikmalaya dua periode. Menurut Uu, selama ini tugas dan fungsi seorang gubernur dan wakil gubernur sudah berjalan sesuai aturan yang ada sehingga dirinya memastikan tidak akan melebihi kewenangan sebagai wakil gubernur.

Salah satu tugas yang diembankan ke Uu adalah fokus dalam masalah pengentasan kemiskinan dan masalah sosial kemasyarakatan di Jabar.

“Saya wakil gubernur dan wakil tupoksinya jelas. Wakil jangan ingin seperti gubernur dalam kewenangan, dalam yang lainnya. Saya sadar saya wakil, dulu juga kalau saya sebagai bupati kalau wakilnya totoloyongan (nyerobot) teu puguh saya cepret (pecut),” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan istilah ban serep tidak ada masalah jika diterapkan sesuai dengan konteks yang ada.

“Di leuweung ge mun teu aya ban serep mah, rada geumpeur (mengendarai atau naik mobil di hutan kalau enggak ada persediaan ban serep agak khawatir). Saya dengan Kang Emil seperti bangunan yang satu,” ujar Uu.

Rk Uu Bercanda - inilah.com
Salah satu moment kebersamaan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum di sela persiapan peresmian Masjid Raya Al Jabbar, Kamis (29/12/2022). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Capaian Jawa Barat

Tatkala memperingati HUT Provinsi Jawa Barat ke-77 di halaman depan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 Agustus 2022 lalu, Kang Emil menyampaikan pencapaian yang sukses diraih Provinsi Jabar terkait masalah pengentasan kemiskinan hingga menurunkan tingkat pengangguran.

Capaian meliputi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jabar yang mencapai 72,45 poin meningkat 0,35 dibanding tahun 2021, penurunan persentase penduduk miskin 7,79 persen, menurun 0,46 persen dari 2021. Selain itu, laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,41 poin, meningkat 0,3 poin dari tahun sebelumnya.

Terkait tingkat pengangguran terbuka sebesar 9,82 poin menurun 0,64 poin dari 2021, dan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3,74 poin meningkat 0,5 poin dari tahun 2021. Menurut Kang Emil, hal itu dipicu oleh meningkatnya investasi, serta pertumbuhan ekspor yang terus meningkat.

“Jawa Barat berturut-turut menjadi tempat investasi terbaik di Indonesia. Tercatat realisasi investasi dari tahun 2021 senilai Rp 136,13 triliun, dengan menyerap 135.638 tenaga kerja,” kata Kang Emil

Dia menjelaskan, Jabar menjadi provinsi pengekspor terbesar, yakni senilai 15,71 miliar dolar AS atau 13,67 persen secara nasional. Selain itu, pada triwulan kedua tahun 2022 ini, nilai ekspor Jabar sudah mencapai 19,23 miliar dolar AS,  juara satu tingkat nasional.

“Kami menyelaraskan pembangunan baik di desa, maupun di kota melalui berbagai aspek dengan berkolaborasi dan saling mengisi, sehingga kita bisa mengurangi ketimpangan,” ujar dia.

Untuk sektor pedesaan, lanjut dia, berhasil dimaksimalkan dengan memanfaatkan teknologi digital melalui Program Desa Digital untuk membantu mengembangkan potensi desa-desa di Jabar.

“Jabar memiliki Program Desa Digital membantu memaksimalkan desa-desa dalam penguasaan digital, sehingga masyarakat desa dapat memanfaatkan teknologi digital secara inklusif,” katanya.

Peningkatan terlihat dari progresivitas kinerja Pemda Provinsi Jabar dari tahun ke tahun tercatat pada 2018 masih ada 1000-an desa tertinggal. Namun di tahun 2022, sudah tidak ada lagi desa tertinggal. “Saya deklarasikan dengan ini tidak ada lagi status Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal di Provinsi Jawa Barat,” katanya.

“Indeks Desa Membangun juga tumbuh sebesar 0,72 poin meningkat 0,3 poin dari tahun sebelumnya, dan pertumbuhan Desa Mandiri atau desa bintang lima dari 30-an tercatat menjadi 1.100 Desa Mandiri.”

Adapun, terkait laju pertumbuhan infrastruktur, Pemprov Jabar bersama Pemerintah Pusat sedang membangun sembilan jalan tol, dan yang terpanjang, yaitu Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap. Tak hanya jalan tol, Jabar pun akan memiliki bendungan untuk mengurangi potensi banjir di kawasan Jabodetabek.

“Selain pembangunan jalan tol, kami (Pemda Provinsi Jabar) sedang membangun dua bendungan, yaitu Bendungan Ciawi dan Sukamahi untuk memenuhi kebutuhan irigasi, juga mengurangi potensi banjir di Jabodetabek,” kata Ridwan Kamil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button