Market

Kecelakaan KA Cicalengka di Satu Jalur, Berikut Perjalanan Proyek Jalur Ganda Sejak 2011


Data dari Balai Teknik Perkeretapian (BTP) Jawa Barat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyebutkan sedang menjalankan proyek pembangunan jalur ganda di wilayah Bandung Raya.

Pembangunan jalur ganda sepanjang 23 kilomer tertersebut, ditargetkan rampung tahun 2024. Proyek ini terbagi ke dalam dua tahap. Untuk tahap I, terbentang mulai dari Gedebage-Cimekar-Rancaekek-Haurpugur sejauh 14 kilometer.

Adapun tahap II, sepanjang 9 kilometer yang terbagi dua rute, yakni dari Kiaracondong-Gedebage dan Haurpugur-Cicalengka. Pengerjaan proyek ini dilakukan tahun jamak (multi year).

“Sayangnya, belum usai proyek ini terwujud, rute Haurpugur-Cicalengka telah menelan jatuhnya korban akibat tabrakan antar KA,” ungkap Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno dalam pernyataannya tentang pembangunan proyek jalur ganda di Bandung Raya, Minggu (7/1/2024).

Bila dirunut ke belakang, pembangunan jalur ganda di lintasan perkeretaapian sudah mulai digagas sejak tahun 2011 lalu. Berikut ringkasan perkembangan proyek pembangunan jalur ganda yang masuk dalam anggaran tahun jamak sejak tahun 2012 lalu.

Pada pertengahan tahun 2011, proyek pembangunan jalur rel ganda (double track) Jakarta-Surabaya dinilai sudah sangat mendesak. Proyek itu diharapkan mengurangi beban jalan raya akibat banyaknya truk dan bus berseliweran.

Jalur rel ganda yang ditargetkan beroperasi awal 2014, untuk bisa mengurangi beban itu karena dapat mengangkut barang sebanyak 15 ribu TEU’s atau setara dengan 7.500 peti kemas per pekan. “Sehingga jalur ganda dapat mengurangi beban jalan yang melintasi jalur Utara Jawa,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian, Tundjung Inderawan di Kementerian Perhubungan, Kamis (21/7/2011) kala itu.

Dengan semangat tersebut, pemerintah membentuk tim asistensi lintas kementerian yang terdiri atas Kementerian Koordinator Perekonomian, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri, PT Kereta Api, Badan Pertanahan Nasional, dan pemerintah daerah setempat. Direktorat Jenderal Perkeretaapian menjadi sebagai penanggung jawab proyek double track ini.

Untuk proyek tersebut, rencana pembebasan lahan jalur ganda Jakarta-Surabaya dapat rampung pada Juli 2012. Sayangnya dari semua lahan yang akan dilewati proyek jalur ganda, tak seluruhnya perlu dibebaskan dan kebanyakan masalah pertanahan ditemui di daerah sekitar perkotaan. Pembangunan juga memerlukan pemindahan utilitas, terutama kawasan pabrik PT Petrokimia Gresik.

Jalur ini melewati kawasan pabrik sepanjang 15 kilometer. Sehingga pabrik itu pun harus direlokasi dalam jangka waktu setahun hingga Juli 2012. Petrokimia sanggup merelokasi 5 kilometer per tahun.

Proyek jalur rel ganda seluruhnya dibiayai dari proyek tahun jamak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada 2011, dana jalur ganda sebesar Rp 346,96 miliar, pada 2012 sebesar Rp 3,16 triliun, dan pada 2013 sebesar Rp 5,5 triliun. “Jadi total Rp 9,01 triliun,” kata Tundjung.

Biaya jalur rel ganda tahun ini antara lain untuk membangun jalur dari Brebes-Tegal sepanjang 5,5 kilometer dan Petarukan-Pekalongan 24,95 kilometer. Setelah itu, pembangunan dilakukan pada 2012 dan 2013 untuk jalur Cirebon-Tegal sepanjang 75,94 kilometer dengan investasi Rp 1,38 triliun, dan Pekalongan-Semarang 89,04 kilometer dengan investasi Rp 1,78 triliun.

Hingga akhir tahun 2013 anggaran yang sudah dihabiskan Rp 9,8 triliun dengan progres fisik mencapai 97,38%. Anggaran tersebut juga termasuk untuk pembebasan lahan seluas 49.338 hektare.

Pada bulan September 2014, jalur rel ganda (double track) yang membentang dari Stasiun Senen, Jakarta, hingga Pasar Turi, Surabaya telah tersambung. Manfaatnya, dapat menyingkat waktu perjalanan Jakarta-Surabaya dari 11 jam menjadi 9 jam saja. Dengan kecepatan dapat maksimal hingga 100 km per jam.

Keuntungan rel ganda pantura jelas ada pada waktu tempuh kereta api unggulan dan kereta api ekonomi, seperti KA Argo Bromo, KA Sembrani, KA Harina, KA Gumarang, KA Kertajaya yang semakin mulus melintas tanpa ada program persilangan.

Jadi waktu tempuh akan berkurang hingga rata-rata 2-3 jam, contohnya kereta api Argo Bromo anggrek bisa ditempuh dengan waktu 8-9.  Jika waktu tempuh menggunakan kereta ekonomi menjadi berkurang, maka moda transportasi kereta api akan menjadi banyak peminatnya.

 

Jalur Ganda Lintas Selatan

Sementara untuk jalur ganda Kereta Api (KA) lintas selatan Jawa dapat tersambung sepanjang 550 Km. Jalur tersebut membentang dari Cirebon – Purwokerto – Kroya – Yogya – Solo – Madiun – Jombang. Jalur ini membentang mulai dari Cirebon – Prupuk – Purwokerto – Kroya – Gembong Kutoarjo – Ygoyakarta – Solo – Kedung Banteng – Madiun – Jombang – Mojokerto – Wonokromo – sampai Surabaya.

“Dengan selesainya Jalur Ganda KA lintas selatan Jawa nantinya akan menyambungkan 3 kota aglomerasi besar yaitu Jabodetabek – Joglosemar – Gerbangkertasusila,” jelas Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat Soft Launching Pengoperasian Parsial Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/10/2020) lalu.

Sejak beroperasi secara parsial, hasil dari pembangunan jalur ganda KA lintas selatan Jawa pun sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah perjalanan kereta api antar kota dari 172 kereta per hari pada tahun 2015, menjadi 291 kereta per hari di tahun 2019. Seiring peningkatan penumpang, juga dilakukan pula peningkatan keselamatan, kecepatan dan pelayanan kereta api.

Sedangkan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur Perekeretaapian menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir yaitu sekitar Rp 17 triliun pada tahun anggaran 2019 dan sekitar Rp 10 triliun pada tahun anggaran 2020.

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button