Gallery

Kenapa Konten Viral Banyak yang Tak Mendidik? UAH Ungkap Alasannya

Ulama muda kharismatik, Ustadz Adi Hidayat (UAH), baru baru ini dalam kajian virtualnya memberikan pandangan tajam tentang media di Indonesia. Ia menyoroti kualitas konten viral yang seringkali cenderung menonjolkan sisi negatif, mulai dari korupsi, kekerasan, hingga persoalan pribadi seperti perselingkuhan. Menurutnya, salah satu alasan mengapa media sering menampilkan konten semacam itu adalah karena memang ada peminatnya.

“Setiap manusia pasti ada salahnya, tidak ada yang sempurna. Tapi, kenapa media itu semakin meningkatkan konten yang seperti itu? Karena ada peminatnya. Inilah pentingnya kita edukasi sebagai umat Islam, jauhi yang seperti itu, baca yang bagus-bagus,” tegas UAH mengutip akun resmi YouTube Adi Hidayat Official, Rabu (9/8/2023).

Dalam konteks media, lulusan Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya itu mengajak masyarakat untuk lebih selektif dalam mengkonsumsi informasi. “Ketika engkau ketemukan kekurangan di pasanganmu, itulah hikmahnya Allah kirimkan engkau untuk menyempurnakannya,” katanya, menggunakan analogi hubungan rumah tangga untuk menggambarkan bagaimana masyarakat harus melihat media.

Media di Indonesia, seperti di banyak negara lain, memang mencerminkan apa yang diinginkan masyarakat. Namun, pertanyaannya adalah, apakah media hanya menjadi cermin pasif dari apa yang diinginkan masyarakat atau apakah media juga memiliki peran dalam membentuk keinginan dan persepsi masyarakat?

Dalam beberapa tahun terakhir, kita sering melihat bagaimana skandal korupsi, kasus kekerasan, dan skandal perselingkuhan mendominasi pemberitaan. Tentu saja, berita semacam itu menarik perhatian. Namun, jika kita melihat lebih dalam, mungkin ada pertanyaan yang lebih mendasar: Apakah masyarakat Indonesia benar-benar lebih tertarik pada berita-berita sensasional ketimbang berita yang mendidik?

Ada argumen yang menyebut bahwa media memberikan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Namun, ada juga pandangan lain yang berargumen bahwa media memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan menginformasikan masyarakat dengan cara yang lebih seimbang.

Sementara UAH menyoroti pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat dalam memilih konten, tanggung jawab ini sebenarnya adalah kerjasama antara media dan masyarakat. Media harus lebih bertanggung jawab dalam menyajikan informasi, sementara masyarakat harus lebih bijak dalam memilih informasi yang mereka konsumsi.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali pesan dari UAH, “Inilah pentingnya kita edukasi sebagai umat Islam, jauhi yang seperti itu, baca yang bagus-bagus.” Pesan ini, meskipun ditujukan khusus untuk umat Islam, sebenarnya relevan untuk kita semua sebagai konsumen media.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button