News

Kerap Diganggu KKB Jadi Alasan Pasokan Makanan ke Papua Tengah Terhambat

Hingga saat ini pemerintah masih berupaya menembus jalur menuju Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Papua Tengah untuk mendistribusikan makanan ke wilayah yang mengalami kekeringan tersebut.

Bupati Puncak, Willem Wandik menjelaskan dua distrik tersebut mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir. Bahkan enam warga meninggal dunia karena mengonsumsi makanan yang sudah tidak layak seperti umbi-umbian busuk.

Sehingga korban terjangkit diare, panas dalam, sakit kepala, serta panas dalam. Korban meninggal dunia dalam kondisi lemas tak berdaya, karena minimnya obat-obatan.

Sejatinya pemerintah daerah sudah melakukan pendistribusian makanan, namun bantuan hanya bisa sampai ke Distrik Sinak. Untuk sampai Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, tidak bisa dijangkau lantaran gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

“Maskapai penerbangan tak berani membawa bantuan makanan dari Sinak ke Distrik Agandugume. Mereka takut pesawatnya ditembak,” katanya.

Untuk mendapatkan bantuan makanan, warga di dua distrik tersebut terpaksa harus berjalan kaki selama dua hari menuju Distrik Sinak.

Tidak ada obat-obatan

Sementara itu Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial (Kemensos) Adrianus Alla mengatakan warga di dua distrik yakni Agandugume dan Lambewi sama sekali tidak memiliki ketersediaan obat-obatan.

Hal ini diketahui dari perwakilan tenaga kesehatan yang ditemui di Distrik Sinak saat pihaknya mengirimkan bantuan makanan untuk warga yang terdampak bencana kekeringan.

“Tidak ada obat-obatan di daerah itu,” ujarnya.

Karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyediakan bantuan obat-obatan bagi masyarakat Papua.

Bantuan hanya bisa sampai Distrik Sinak

Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri menjelaskan Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi tergolong rawan karena masuk wilayah pelintasan KKB yakni Puncak Jaya dan Lanny Jaya.

Pihak kepolisian tidak ingin proses pendistribusian bantunan menuju dua distrik itu terganggu dan menimbulkan korban jiwa. Meski di Distrik Agandugume sudah memiliki lapangan terbang, namun bantuan tetap tidak bisa dikirim.

Karena lapangan terbang tersebut ditutup dan faktor utamanya adalah pertimbangan situasi keamanan. Terlebih lagi di wilayah tersebut juga belum ada pos keamanan.

Sehingga sementara ini solusi yang paling memungkinkan adalah mobilisasi penduduk dari lokasi bencana (Distrik Agandugume dan Lambewi) menuju Distrik Sinak.

“Kita mobilisasi masyarakat ini datang ke Sinak untuk bisa mengambil bahan pokok,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button