Market

KESDM: Hilirisasi Sawit Lewat B35 Hemat Devisa Rp161 Triliun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menghitung, pengembangan biodiesel 35 persen (B35) berbasis minyak sawit, menghemat devisa Rp161 triliun.

Selain hemat devisa karena impor bahan bakar minyak (BBM) dari jenis solar, menjadi berkurang, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo menerangkan, masih banyak manfaat yang didapat.

Ini membuktikan keseriusan Presiden Jokowi dalam mewujudkan hilirisasi di berbagai sektor, demi nilai tambah terhadap komoditas unggulan Indonesia. “Untuk program B35 di tahun 2023, target penyaluran biodiesel sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter yang menghemat devisa sekitar 10,75 miliar dolar AS, atau setara Rp161 triliun,” kata Edi di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Edi menerangkan, pengembangan bahan bakar nabati B35, punya efek domino selain nilai tambah minyak sawit. Yakni, membuka lapangan kerja, menurunkan emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia. “Program B35 diproyeksikan mampu menyerap 1,65 juta tenaga kerja dan mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 34,9 juta ton ekuivalen,” tutur Edi.

Saat ini, lanjut Edi, Indonesia menjadi negara terdepan dalam menerapkan pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel berbasiskan minyak sawit. Terhitung sejak 2006, Indonesia memulai pemanfaatan biodiesel 2,5 persen atau B2,5. Sepuluh tahun kemudian, persentase pencampurannya naik menjadi 20 persen, atau disebut B20.

Selanjutnya pada 2020, pemerintah Indonesia mengimplementasikan biodiesel 30 persen atau B30 secara nasional. Selanjutnya terus dikembangkan menjadi B40, B50, bahkan B100. “Dengan implementasi B35 yang akan kita mulai per 1 Februari 2023, sekali lagi Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan biodiesel,” kata Edi.

Sebelum melaksanakan peningkatan persentase pencampuran biodiesel, pemerintah telah melakukan beberapa persiapan teknis untuk memastikan performa penggunaan campuran bahan bakar nabati, di antaranya pengujian pengaruh penggunaan campuran biodiesel 35 persen terhadap sistem filtrasi mesin diesel dengan hasil tidak terjadi indikasi pemblokiran filter pada pengujian Filter Blocking Tendency (FBT) maupun pengujian Filter Rig Test.

Rekomendasinya tidak ada pengaruh signifikan atas penggunaan B35, di mana telah dilakukan perbaikan pada spesifikasi Biodiesel yang digunakan untuk campuran tersebut.

Sementara sebagai persiapan implementasi B40, pemerintah juga telah melaksanakan uji jalan B40 pada 27 Juli 2022 lalu. Hasil uji itu digunakan sebagai dasar pertimbangan sebelum implementasi B40. “Kementerian ESDM terus berkomitmen untuk mendukung rencana implementasi B35 maupun B40,” pungkas Edi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button