Market

Klaim Harga Beras Turun, Gembar-gembor Bos Bapanas Tak ‘Seindah’ Kenyataan


Terkait harga beras yang semakin mahal, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengeklaim sudah turun. Kini, harga rata-rata beras sudah turun menjadi Rp14.000 per kilogram. Benarkah?

Mungkin anda suka

“Harga (beras) akan mulai terkoreksi seiring berjalannya panen yang angkanya kurang lebih 3 sampai 3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5 sampai 2,6 juta ton,” kata Arief, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2023).

Dia menyatakan, harga gabah pada hari ini, rata-rata di level Rp7.040/kilogram (kg). Turun ketimbang sebelumnya sebesar Rp8.000/kg. Terkoreksi Rp2.000/kg. “Agar mudah menghitungnya, harga gabah dikali dua. Jadi angkanya sekitar Rp14.000,” kata Arief.

Dengan begitu, menurut dia, harga beras akan kembali sesuai dengan harga eceran tertinggi atau HET. Saat ini ada sejumlah daerah yang mulai panen, misalnya di Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak, Grobogan, Lampung, dan Sumatra Selatan.

Namun, ketika mencermati perkembangan harga pangan dari panel harga Bapanas, Senin (4/3/2024) pukul 15.00 WIB, harga beras premium masih mahal di level Rp16.470/kg. Demikian pula beras medium masih di atas Rp14.000, tepatnya Rp14.360/kg.

Demikian pula harga bahan pangan lain seperti telur ayam masih tinggi yakni Rp31.060/kg, harga cabai masih di atas Rp60 ribu/kg, gula dan minyak goreng kemasan sederhana masih di atas Rp17.000 per kg atau liter. Artinya, tak ada pergerakan turun dari harga pangan, termasuk beras. 

Artinya, bisa dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, pernyataan bos Bapanas itu tidak ‘seindah’ kenyataan di lapangan. Atau data panel harga Bapanas yang belum update. Namun biasanya, ketika harga bahan pangan sudah naik, maka susah untuk turun. Apalagi mendekati bulan puasa Ramadan.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button