News

KPU Ogah Ubah Format Debat, Jokowi Minta Ketiga Paslon Introspeksi Diri


Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan keputusan KPU yang tidak mau merubah format debat Pilpres 2024. Kali ini Jokowi meminta agar para paslon mau mengintrospeksi diri, agar pada sisa dua gelaran debat (21 Januari dan 4 Februari) akan tersajikan adu gagasan yang mengedukasi masyarakat.

“Saya berbicara untuk ketiga calon dan untuk perbaikan-perbaikan ke depan. Juga untuk introspeksi kita semuanya. Untuk evaluasi kita semuanya. Saya tidak berbicara (untuk) satu calon atau dua calon, ya ,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti gelaran debat ketiga Pilpres 2024, yang digelar pada Minggu (7/1/2024). Menurutnya, debat kemarin tidak edukatif  karena banyak serangan yang bersifat personal.

Menurut dia, serang menyerang wajar dalam debat asalkan seputar kebijakan atau visi. Bukan personal. “Saling menyerang enggak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi,” kata Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

KPU, kata dia, perlu memperbaiki format debat agar lebih edukatif bagi masyarakat luas. “Saya kira akan banyak yang kecewa, sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup,” ujarnya.

Menanggapi permintaan Jokowi, Ketua KPU Hasyim Asy’ari tegas menyatakan pihaknya tidak akan merubah format debat Pilpres 2024, meskipun banyak desakan dari berbagai pihak termasuk Presiden Jokowi.

Menurut dia, panduan pada setiap segmen debat capres-cawapres Pemilu 2024 sudah jelas, sehingga tidak perlu peraturan tambahan lain. “Kan model debat sudah disepakati ada enam segmen, durasi debat juga sudah ditetapkan, dan seterusnya. Semuanya sudah jelas diatur. Jadi, memang modelnya seperti itu. Debat empat dan kelima akan seperti itu,” tegas Hasyim di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Ia menekankan pihaknya tidak akan membuat rambu-rambu baru pada debat berikutnya, yang masih akan berlangsung dua kali lagi. “Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya, kita ikuti. Kalau ada perubahan, pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya, kenapa polanya diubah?” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button