News

Lebih Sering Keliling Ketimbang Prabowo-Gibran, Kunker Jokowi Rasa Nyapres Lagi


Analis Politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan seringkali mengadakan kunjungan keliling Indonesia, seakan ingin nyapres lagi.

“Ya saya mencermati memang belakangan justru yang capresnya (justru) Jokowi gitu, bukan lagi Prabowo-Gibran, karena memang yang banyak kunjungan,” jelas Pangi kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

“Banyak mengundang kepala desa lah, petani, (hadir di) titik-titik tatap muka pertemuan keliling Indonesia, itu rasa-rasanya presiden Jokowi kok (seperti) mau jadi presiden lagi gitu. Ini saya juga bingung ya kok bisa ya,” sambungnya.

Terlebih adanya pembagian uang senilai Rp100 ribu untuk transportasi para petani dan pemberian pupuk subsidi, menurut Pangi tentu sudah melanggar aturan yang ada.

“Kan itu kebijakan saja bagaimana pupuk itu murah, mudah diakses, dapat subsidi, tidak langka, itu kan yang penting. Kalau kemudian itu benar ada pembagian uang transportasi dan pupuk murah, ini untuk apa? Ini jelas melanggar aturan sebetulnya,” tegasnya.

Bahkan ia menyebut bahwa legalitas hukum di Indonesia memang selalu berbicara mengenai pembuktian. Namun, etika atau fatsun politik justru kehilangan arah.

“Dan ini sangat-sangat kacau saya pikir ya. Jadi hal-hal yang seperti ini mestinya tidak perlu terjadi. Artinya mobilisasi untuk kegiatan-kegiatan seperti ini lapangannya tidak datar, pemilu kita menjadi becek, karena presidennya partisan,” terangnya.

“Jadi presiden partisan yang kemudian memobilisasi kepala desa, petani untuk satu titik acara kemudian ini untuk apa? Beliau kan bukan lagi presiden memperoleh jabatan mau ketiga kali kan?,” sambungnya.

Selain itu, Pangi juga mempertanyakan apakah nantinya Gibran selaku anak presiden yang maju di ajang pilpres 2024, mampu melakukan hal yang sama seperti pemerintahan Jokowi.

“Syukur-syukur iya, syukur-syukur bisa juga tidak. Tapi karena ada kesamaan kepentingan hari ini, bagaimana ingin memenangkan anak presiden, ya hal-hal yang dilakukan ini ada potensi cukup besar abuse of power (penyalahgunaan wewenang) gitu,” ujar Pangi.

Ia pun menyatakan bahwa pada dasarnya memang sosok Jokowi adalah orang yang baik, tetapi tidak dalam praktik bernegaranya.

“Praktik bernegaranya (Jokowi) kacau banget menurut saya. Banyak pelanggaran etika, potensi abuse of power, tergelincir pada konflik kepentingan dan seterusnya. Jadi saya pikir dalam praktik bernegara beliau sangat kacau ya sebagai presiden,” tutup Pangi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button