Arena

Liga 2 Berhenti: PSMS Medan Merugi, Persipura Kirim Somasi

Klub Liga 2, PSMS Medan mengaku kecewa imbas berhentinya kompetisi di tengah jalan yang membuat klub merugi.

Setelah sempat berhenti akibat Tragedi Kanjuruhan, manajemen klub berharap kompetisi bisa dilanjutkan dengan harapan sponsor dan penjualan tiket jadi pemasukan klub. Namun PSSI dan PT.LIB justru menghentikan Liga 2 musim 2022/2023.

Manajer PSMS Medan, Mulyadi Simatupang menjelaskan, kerugian didasarkan pada perhitungan biaya operasional tim. Termasuk gaji pemain, pelatih dan official tim. “Iya, lebih kurang Rp 10 miliar untuk operasional selama 10 bulan ini,” kata Muliadi, Selasa (17/1/2023).

Mulyadi berharap PSSI mengkaji kembali keputusan untuk menghentikan kompetisi tersebut. “Kita masih berharap agar kompetisi dilanjutkan,” sebutnya.

Saat ini manajemen PSMS Medan telah membubarkan skuad PSMS Medan. Mereka juga telah memberikan hak-hak para pemain seperti gaji dan tiket pulang ke daerah mereka masing-masing.

“Kami sebenarnya kecewa sekali. Apalagi saat ini kami berada di puncak klasmen. Pupus lah sudah keinginan untuk bertanding di Liga 1 musim depan. Itu makanya kita sangat berharap kompetisi dilanjutkan,” imbuh Mulyadi.

Klub Liga 2 lainnya, Persipura Jayapura, merespons pemberhentian Liga 2 dengan melayangkan somasi kepada PSSI.

Manajer Persipura Yan Permenas Mandenas mengatakan, surat somasi ke PSSI sudah dikirim langsung ke markas federasi sepak bola nasional yang berada di Gedung GBK Arena, Senayan, Jakarta.

“Apa yang kami lakukan adalah sebagai bentuk ketidakpercayaan kami terhadap PSSI. Surat somasi kami juga sampaikan ke FIFA, AFC, Menpora damn Komisi X DPR RI,” ujarnya dalam keterangan media yang diterima, Selasa (17/1/2023)

Beberapa poin penting menurut Mandenas tertuang pada surat somasi tersebut. Manajer yang juga anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra itu menyebutkan, keputusan rapat Exco PSSI tersebut berpotensi merugikan klub, pemain, dan ofisial. Persipura sangat dirugikan mengingat persiapan yang telah dilakukan oleh klub untuk dapat berprestasi di Liga 2 musim 2022/2023.

“Persipura juga mempertanyakan transparansi PSSI dalam membuat keputusan sebagaimana dimaksud pada Rapat Komite Eksekutif tersebut. Hingga kini, Persipura tidak pernah mengetahui nama-nama klub yang meminta agar kompetisi tersebut tidak dilanjutkan kembali,” katanya

Mandenas juga mempertanyakan penjelasan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi terkait keputusan rapat Exco tersebut. Persipura berpendapat tidak ada kegentingan yang memaksa PSSI untuk menghentikan Kompetisi Liga 2. Ia menilai masih terdapat solusi lain yang dapat ditempuh oleh PSSI untuk melanjutkan kompetisi Liga 2, bahkan bersedia untuk berkomunikasi dengan seluruh klub peserta kompetisi.

“Faktanya, rapat antarpemilik klub peserta kompetisi Liga 2 pada tanggal 14 Desember 2022 setuju agar kompetisi dilanjutkan dengan melakukan beberapa penyesuaian,” kata dia.

Persipura menolak keputusan Exco PSSI tersebut karena tidak berdasar serta tidak dibuat dengan melibatkan seluruh klub sepak bola yang berpartisipasi pada lompetisi Liga 2

“Persipura Jayapura meminta agar PSSI, dalam waktu tujuh hari sejak tanggal surat ini dibuat untuk membatalkan keputusan Rapat Komite Eksekutif tanggal 12 Januari 2023 terkait penghentian kelanjutan Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 serta mengadakan pertemuan khusus antara PSSI, operator pertandingan dan para klub peserta Kompetisi Liga 2 untuk menentukan format baru sebelum melanjutkan Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023,” ujarnya.

Jika PSSI tidak mengindahkan isi somasi Persipura dalan waktu yang ditentukan, Mandenas mengaku akan melakukan upaya hukum guna menyelamatkan timnya dari keputusan-keputusan sepihak oknum-oknum di PSSI.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button