Ototekno

Lubang Korona Raksasa di Matahari Mengarah ke Bumi, Pertanda Bahaya Apa?

Sebuah fenomena luar biasa terjadi di khatulistiwa Matahari pada awal Desember 2023, sebuah lubang korona raksasa, yang berukuran sekitar 60 kali lebih besar dari Bumi, telah terbentuk. Fenomena ini memuntahkan angin Matahari supercepat yang mengarah langsung ke Bumi, menimbulkan potensi badai geomagnetik moderat di planet kita dalam beberapa hari ke depan.

Penemuan ini terungkap pada Sabtu, (2//12/2023), dengan lebar maksimum lubang korona diperkirakan mencapai 800.000 kilometer. Ini setara dengan 63 kali diameter Bumi. Fenomena ini mengejutkan para ilmuwan, mengingat bahwa lubang korona terakhir terjadi pada Maret 2023, memicu badai geomagnet terkuat dalam enam tahun terakhir.

Lubang korona terbentuk akibat medan magnet Matahari yang tiba-tiba terbuka, memungkinkan materi terlepas ke luar angkasa dengan kecepatan tinggi. Angin Matahari yang dihasilkan dari struktur garis medan magnet terbuka ini berpotensi memicu gangguan signifikan pada perisai geomagnet Bumi.

Meskipun Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA)  memprediksi badai geomagnetik moderat atau kelas G2, pantauan terbaru dari Space Weather menunjukkan bahwa angin Matahari yang tiba mungkin tidak sekuat perkiraan, dengan badai geomagnetik hanya berada pada kelas G1 atau kelas rendah.

Menariknya, lubang korona raksasa ini muncul saat Matahari mengalami peningkatan aktivitas, menuju puncak siklus 11 tahunannya pada 2024. Fenomena ini semakin menambah kerumitan pemahaman ilmiah mengenai perilaku Matahari, terutama mengenai formasi lubang korona yang biasanya terjadi di dekat kutub utara dan selatan Matahari.

Selain potensi gangguan pada sistem telekomunikasi radio dan kemunculan aurora di lintang tinggi, lubang korona ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi industri antariksa. Pengelola satelit harus waspada terhadap potensi kerusakan dari tumbukan partikel energetik. Sebelumnya, badai geomagnetik telah menyebabkan kegagalan 40 satelit Starlink milik Elon Musk dalam mencapai orbit.

Sementara manusia di permukaan Bumi terlindungi oleh medan magnet planet ini, antariksawan di stasiun luar angkasa harus ekstra hati-hati. Mereka umumnya akan menghindari aktivitas luar wahana saat badai geomagnetik berlangsung.

Fenomena ini mengingatkan kita bahwa setiap keindahan di alam semesta, seperti aurora yang menakjubkan, juga membawa potensi bahaya. Karena itu, kewaspadaan dan kesadaran menjadi penting dalam menghadapi berbagai peristiwa alam semesta.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button