Market

Menanti Penguatan IHSG Desember 2021 yang Biasa Terjadi 10 Tahun Terakhir

Pelaku pasar saham tampaknya masih harap-harap cemas. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum menunjukkan penguatan yang agresif di penghujung 2021 yang tinggal enam hari perdagangan. Padahal, secara historis indeks saham domestik selalu menunjukkan tajinya di Desember ini.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (23/12/2021) hingga pukul 10.37 WIB, IHSG melaju di zona hijau sebesar 19,17 poin (0,29%) ke posisi 6.548,770. Angka tertingginya di level 6.570,287 atau menguat 40,694 poin dan terendahnya di angka 6.537,590 atau menguat 7,997 dari posisi pembukaan di angka hijau 6.537,599.

Kepala Riset PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, tidak terasa sisa perdagangan di tahun 2021 ini tinggal 6 hari lagi. Secara month to date IHSG justru tercatat sedang mengalami penurunan 0,07%.

Padahal, kata dia, selama 10 tahun terakhir bulan Desember, biasanya IHSG selalu mengalami penguatan.

“Mungkin selama sisa enam hari perdagangan ke depan ada keajaiban sehingga IHSG bisa ditutup naik di tanggal 30 Desember 2021,” katanya dalam riset harian dikutip Kamis (23/12/2021).

Menurut dia, kombinasi penguatan di hari kedua Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebesar 0,74% serta penguatan harga beberapa komoditas, seperti minyak yang naik 1,81%, emas 0,84%, Crude Palm Oil 1,61% dan nikel 0,17% berpeluang menjadi sentimen positif pendorong penguatan IHSG dalam perdagangan Kamis ini.

Edwin memperkirakan, IHSG bergerak dalam kisaran support 6.476 dan resistance 6.571. Rekomendasi beli untuk saham SAMF, MDKA, TBIG, MTDL, EMTK, PRIM, MIKA, dan ACES dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Sebanyak 213 saham menguat, 281 saham melemah, 237 stagnan, dan 154 saham tidak diransaksikan.

Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp3,9 triliun dan Rp1,48 triliun di pasar negosiasi sehingga total transaksi mencapai Rp5,48 triliun.

Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp1,01 triliun dan penjualan saham senilai Rp984,7 miliar. Artinya, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih senilai Rp31,2 miliar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button