Hangout

Mencekam, Taskya Namya Ngaku Tidur di Tengah Sarang Kobra saat Syuting Film Di Ambang Kematian

Aktris Taskya Namya menceritakan pengalaman unik sekaligus menegangkan yang ia alami selama syuting film Di Ambang Kematian yang mengambil lokasi di daerah Tegal, Jawa Tengah.

Sosok yang memainkan peran Nadia dalam film karya sineas Azhar Lubis itu mengaku sempat tidak sadar telah melakukan kegiatan sehari-harinya di lokasi syuting yang dipenuhi dengan hewan berbisa berjenis ular kobra.

“Aku tuh baru tahu ternyata tempat nunggu kami, itu ada ular kobranya, suka muncul tiba-tiba di kamar mandi. Sedangkan itu kamar mandi paling nyaman dari semua tempat, itu paling nyaman. Terus aku juga tidur deket situ, kami mau ke kamar mandi di situ, kami makan di situ,” kata Taskya bercerita dalam podcastnya bersama Inilah.com di program Inilah Interview, Sabtu (16/9/2023).

Selama proses syuting yang memakan waktu beberapa hari, Taskya mengaku sama sekali tidak sadar. Sosok yang memang akrab membintangi film bergenre horor seperti Pamali hingga Waktu Magrib itu baru menyadari hal itu setelah mendengar pernyataan rekannya Teuku Rifnu Wikana (Suyatmo dalam film) dalam sebuah podcast.

“Itu tuh aku merasa ah enggak kali ya, kamar mandi yang itu tapi aku pikir lagi dia bilang itu tempat istirahat kami semua. Yah mana lagi kalau bukan kamar mandi bagus itu. Tapi yaudah alhamdulillah ketahuannya belakangan,” ucap Taskya.

Aktris berusia 29 tahun pun akhirnya dapat bernapas lega dan bersyukur hal buruk tidak menimpanya selama syuting film Di Ambang Kematian.

Di sisi lain, Rifnu Wikana mengaku sengaja tidak memberi tahu Taskya perihal kehadiran makhluk melata itu di lokasi syuting.

“Karena kalau aku kasih tahu pasti panik semua dan pasti molor jadwal syuting molor karena harus pindah basecamp, iya kalau masih ada basecamp senyaman itu,” tegas dia.

Sekadar informasi, film Di Ambang Kematian menceritakan tentang sebuah keluarga yang beranggotakan Bapak Suyatmo (Rifnu Wikana), Ibu (Kinaryosih), Yoga (Wafda Saifan) dan Nadia (Taskya Namya). Keharmonisan keluarga tersebut harus terenggut setiap 10 tahun sekali.

Satu per satu anggota keluarga mereka mati menjadi tumbal oleh akibat perjanjian pesugihan yang dilakukan Pak Suyatmo untuk melancarkan bisnisnya. 

Berawal dari suatu malam Nadia dan Yoga memergoki sang Bapak masuk ke dalam suatu ruangan dengan membawa sebuah karung yang tidak sengaja terjatuh yang berisikan kepala kambing.

Setelah kejadian tersebut pada tahun 2002 Ibu mati secara mengenaskan. 10 tahun kemudian, di 2012 Yoga yang akhirnya mengetahui bahwa ayahnya melakukan pesugihan pun harus menemui ajalnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button