Market

Mendag Zulhas Hadiri Forum Bisnis Pengusaha Indonesia-Korea Selatan

Kamis, 20 Okt 2022 – 22:08 WIB

Mendag Korea

Mungkin anda suka

(dok. Kemendag)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyambut baik upaya-upaya para pelaku usaha Indonesia dan importir Korea Selatan untuk terus menjajaki peluang-peluang peningkatan perdagangan antara Indonesia-Korea Selatan. Mendag juga berharap, keikutsertaan pelaku usaha Korea Selatan dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 tahun ini akan semakin membawa kerja sama dengan pelaku usaha Indonesia ke arah yang baik.

Hal tersebut disampaikan saat Mendag Zulhas membuka Forum Bisnis Indonesia-Korea Selatan di Menara BNI, Pejompongan, Jakarta, Kamis (20/10/2022).

“Indonesia dan Korea Selatan adalah sahabat dekat dengan hubungan yang sudah terjalin selama lima puluh tahun. Dari sisi hubungan dagang pun terus terdapat peningkatan, termasuk hari ini. Terima kasih atas keikutsertaan para pelaku usaha Korea Selatan dalam pameran TEI ke-37. Kami percaya pelaku usaha kedua negara bisa mewujudkan lebih banyak kerja sama dan meningkatkan skala kerja sama mereka untuk kemajuan kedua negara,” kata Mendag Zulhas.

Ia menyampaikan kepada para calon pembeli Korea Selatan bahwa Indonesia telah meratifikasi persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Korea Selatan (IK-CEPA). Mendag juga mengatakan, persetujuan ini akan semakin melancarkan hubungan dagang kedua negara.

Forum Bisnis Indonesia-Korea Selatan diinisiasi Bank BNI dengan Asosiasi Importir Korea (KOIMA). Turut hadir Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto, Duta Besar Korea Selatan untuk RI Park Taesung, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Chairman Koima Kim Byung Kwan.

Turut mendampingi Mendag Zulhas yaitu Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dan Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono.

Mendag Korea

Sejumlah agenda yang digelar usai pelaksanaan Forum Bisnis yaitu penjajakan kesepakatan dagang (one-on-one business matching) antara 116 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia dengan 43 importir Korea Selatan.

Dubes Gandi Sulistyanto menyampaikan, momentum forum bisnis yang dilanjutkan dengan penjajakan kesepakatan dagang turut membukakan kesempatan bagi pelaku-pelaku UKM Indonesia untuk meningkatkan peluang ekspor mereka. Untuk itu, pertemuan ini harus dimanfaatkan agar semakin banyak peluang perdagangan yang diwujudkan pelaku usaha Indonesia, khususnya UKM, dengan para calon pembeli dari Korea Selatan.

“Dalam forum ini, penjual dan pembeli kami pertemukan. Kami harap dari pertemuan langsung antara pelaku usaha kedua negara di momentum ini akan tercipta berbagai kesepakatan bisnis yang dapat difasilitasi BNI,” kata Dubes Gandi.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati berharap, melalui kerja sama dengan KOIMA, kantor-kantor perdagangan luar negeri BNI seperti di Seoul, Korea Selatan dapat semakin dimanfaatkan.

“BNI dapat memfasilitasi penjajakan bisnis antara eksportir Indonesia dan pembeli potensial seperti KOIMA, selain itu kantor BNI di luar negeri memiliki peran penting dalam memberikan layanan bantuan terkait wawasan pasar (market insight) dan regulasi lokal terkait kepabeanan dan perpajakan, serta menyediakan skema pembiayaan khusus kepada para pelaku usaha Indonesia mulai dari skala korporasi, menengah, dan kecil sehingga mampu menembus pasar global,”: ucapnya.

Di sisi lain, Chairman KOIMA Kim Byung-kwan mengungkapkan, KOIMA merupakan mitra yang tepat bagi para eksportir Indonesia untuk memasuki pasar Korea Selatan. “KOIMA terus memainkan peranan penting bagi sektor perdagangan di Korea Selatan,” kata Kim.

Pada periode Januari-Agustus 2022, kedua negara mencapai total nilai perdagangan sebesar U$16,45 miliar atau meningkat 39,46 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 yang sebesar US$11,79 miliar. Sementara itu, pada 2021 Indonesia dan Korea Selatan mencapai nilai perdagangan yang cukup baik dengan membukukan total perdagangan senilai US$18,41 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke Korea terdiri atas batu bara, minyak kelapa sawit, alat elektronik, dan plywood. Sedangkan impor utama Korea ke Indonesia adalah integrated circuit, besi, dan propilene.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button