Hangout

Mengenal Asal Batu Bara dan Semua Manfaatnya

Batu bara berasal dari endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara alami dari sisa tumbuhan. Di Indonesia, batu bara menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Menurut data Kementrian ESDM yang dikutip goodstats.id tahun 2020, Indonesia memiliki pasokan batu bara terverfikasi sebesar 34,87 miliar ton dan menempatkan posisi ketujuh sebagai negara dengan cadangan batu bara terbesar di dunia.

Karena potensinya yang tinggi di pasar dunia, menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran negara pengekspor batu bara ke banyak negara.

Namun apakah Anda pernah tahu darimana sebenarnya asal batu bara dan apa kegunaanya? Mari simak ulasannya dibawah ini.

Proses Terjadinya Batu Bara

Batu bara dikenal dengan sebutan ‘emas hitam’ karena masyarakat mengenalnya sebagai batu hitam yang bisa terbakar. Proses terbentuknya batu bara bermula dari sisa tumbuhan yang telah mati dan menumpuk serta tertimbun di daerah rawa. Timbunan ini makin lama makin tebal hingga terdapat laju penurunan dasar rawa.

batu bara berasal dari, manfaat batu bara
Ilustrasi: ugrg.ft.ugm.ac.id

Hal itu menyebabkan terakumulasinya timbunan tumbuhan ini. Timbunan tersebut kemudian teruraikan oleh bakteri, lalu terhumifikasi menjadi karbondioksida, air dan asam humin dengan hasil akhirnya berupa gambut. Tahap ini disebut penggambutan (peatification).

Selanjutnya, gambut akan berubah secara perlahan menjadi batu bara. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan dan peningkatan suhu sebagai hasil gabungan proses biokimia, fisika, dan kimia.

Gambut awalnya akan berubah menjadi lignit yang kemudian menjadi sub-bituminus. Proses ini akan terjadi hingga gambut memiliki warna yang lebih hitam dan keras. Baru setelah itu, ini akan menjadi batu bara utuh yang memilki karbon tinggi. 

Jenis Batu Bara dan Teksturnya

1. Lignit

Adalah batu bara muda (brown coal) dan merupakan tingkat terendah dari batu bara. Teksturnya sangat lunak karena mengandung air sebanyak 35-75%. Meskipun kandungan karbonnya sedikit, namun kandungan abu dan sulfurnya banyak.

2. Sub-bituminus

Teksturnya lebih keras dari lignit, tapi lebih lunak dari bituminus. Kandungan karbonnya pun sedikit dan memiliki banyak air. Oleh karena itu, sub-bitiminus tidak lebih efisien dibandingkan bituminus dalam menciptakan panas.

3. Bituminus

Sudah menjadi batu bara utuh dan berwarna hitam mengkilat. Hanya saja kandungan airnya masih di kisaran 8-10% dengan kandungan abu dan sulfur yang sedikit.

4. Antrasit

Kelas batu bara tertinggi, bentuknya lebih padat dari bituminus, dengan warna yang jauh lebih gelap. Mengandung antara 86-98% karbon dengan air kurang dari 8%. 

Manfaat Batu Bara

Dalam kehidupan kita sehari-hari, batu bara memiliki sejumlah manfaat yang penting, di antaranya:

  • Menjadi bahan bakar pembangkit listrik
  • Membantu pembuatan beberapa jenis pupuk dan produk kimia untuk pertanian tertentu
  • Membantu proses pengolahan serta sebagai bahan baku kertas
  • Menghasilkan gas alami yang dapat dimanfaat menjadi berbagai produk gas, seperti bahan bakar industri, produk hidrogen, produk solar, dan pembangkit listrik tenaga gas
  • Sebagai bahan bakar pengganti minyak

Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Lingkungan

Pengelolaan sumber daya alam sudah seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat. Dalam pengelolaannya pun harus memperhatikan konservasi sumber daya alam.

Jika tidak, maka hal ini akan menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan di sekitar area pertambangan. Berikut penjelasan dampak lingkungan dari pertambangan batu bara yang mengutip jurnal Pertambangan Batubara: Dampak Lingkungan, Sosial Dan Ekonomi tahun 2016: 

1. Perubahan bentang lahan

Kegiatan pertambangan batu bara dapat menyebabkan perubahan bentang lahan yang bisa membuat suatu daerah lebih berisiko terkena banjir dan kekeringan.

Lubang yang dihasilkan dari kegaiatan ini seharusnya dibarengi dengan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan. Namun kenyataannya banyak perusahaan pertambangan batu bara masih ada yang meninggalkan lubang besar.

2. Penurunan kesuburan tanah

Kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup (sub soil) akan merubah sifat tanah, terutama sifat fisik. Tanah yang secara alaminya terbentuk dengan lapisan yang tertata rapi dari atas hingga bawah, menjadi terganggu akibat pengupasan tanah tersebut, sehingga berpotensi menjadi tidak subur. 

3. Penurunan kualitas air

Jika pertambangan dilakukan di sekitar sungai, maka air sungai dapat keruh bahkan bisa menyebabkan banjir. Akibat lainnya, bahan sisa pertambangan (proses pencucian batu bara) yang terbawa aliran air bisa mencemari sumur-sumur warga sekitar. 

4. Penurunan kualitas udara

Penurunan kualitas udara juga terjadi karena pembakaran batu bara melepaskan senyawa beracun, seperti karbon monoksida, karbondioksida, methana, benzene, merkuri, sulphur, arsenik, toluene, xylene, dan timbal. Jika terhirup, senyawa-senyawa ini bisa menyebabkan penyakit pernapasan. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button