Labour20 (L20) dalam Presidensi G20 Indonesia menjadi harapan akan tuntasnya masalah kemiskinan dan pengangguran. L20 juga diminta memperjuangkan manfaat bagi kelompok pekerja rentan seperti kaum perempuan dan penyandang disabilitas.
Harapan tersebut datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Pertemuan L20 dalam Presidensi G20 Indonesia juga perlu memberikan hasil nyata bagi negara-negara berkembang lainnya dan juga negara-negara tertinggal lainnya,” katanya di Jakarta, Senin (31/1/2022).
L20 sendiri merupakan pertemuan serikat pekerja yang telah mendapatkan pengakuan kelembagaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Prancis tahun 2011 sehingga membuatnya sejajar dengan B20.
Airlangga mengatakan L20 bisa membuat piloting, contoh soal ataupun lighthouse agar bisa mendorong transformasi pekerja menuju digitalisasi, retraining reskilling serta kesejahteraan para pekerja.
Ia menjelaskan delegasi serikat pekerja akan bertemu dengan pemimpin negara G20 yang menghadiri KTT. Mereka mengusulkan gagasan-gagasan tersebut dalam lingkup stabilisasi lapangan kerja serta perlindungan sosial bagi pekerja.
Ia pun berharap L20 Indonesia dapat memimpin organisasi serikat pekerja anggota G20 dan undangan dari berbagai lembaga internasional. Tujuannya agar dapat menyepakati terobosan aksi nyata untuk perlindungan para tenaga kerja.
Sementara itu, pemerintah Indonesia pada 2021 telah memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan anggaran Rp8,8 triliun bagi 8,8 juta buruh serta meluncurkan Program Kartu Prakerja yang selama 2020 hingga 2021 telah menjangkau 11,4 juta orang.
“Ini adalah program pertama pemerintah secara full digital dari hulu ke hilir. Sekarang program ini telah memasukkan unsur face recognition. Jadi sudah fully AI dan pembayarannya dari bendahara negara langsung ke e-wallet peserta,” imbuh Menko Airlangga.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)