Market

Menlu Retno Mengaku IMF dan Bank Dunia Puji Ekonomi Indonesia

Ekonomi Indonesia yang tetap bertumbuh di tengah situasi ekonomi yang global yang sulit. Bahkan, pertumbuhan itu berbarengan dengan inflasi yang terkendali. Itulah apresiasi yang diungkapkan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva.

Pernyataan Kristalina terungkap saat bertemu Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Senin (4/9/2023).

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi berbincang antara lain mengenai situasi ekonomi global, pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia, situasi lebih dari 90 negara dunia yang mengalami kesulitan ekonomi dan keuangan. Bahkan sampai dengan tema makin terbatasnya sumber daya dunia untuk dapat membantu negara-negara tersebut.

Baca Juga:

Keputusan Lembaga Rating Fitch Jadi BBB, Bukti Stabilitas Ekonomi

“Pada saat berbicara dengan World Bank dan IMF, beliau melakukan tukar pikiran mengenai masalah situasi ekonomi dunia,” ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Menurut Menlu Retno, baik Presiden Bank Dunia maupun Direktur Pelaksana IMF menyampaikan apresiasi atas prestasi ekonomi Indonesia. Keduanya memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus kemampuan Indonesia menekan inflasi pada saat yang sama.

“Managing Director IMF bahkan mengatakan ASEAN is a bright spot di tengah situasi dunia yang sulit dan Indonesia dikatakan sebagai source of joy, source of hope,” ungkapnya.

Baca Juga:

PKS Tantang Jokowi Genggam Saham Vale Minimal 51 Persen

“Dan ini juga memberikan pelajaran juga bagi negara-negara berkembang, kalau Indonesia bisa maka negara berkembang lain juga harus bisa,” imbuhnya.

Padahal sebelumnya IMF pernah bikin heboh karena meminta supaya Indonesia menghentikan program hilirisasi pertambangan khususnya Nikel dihapus.

IMF menilai kebijakan hilirisasi Indonesia perlu mempertimbangkan masalah analisa biaya dan manfaat. IMF mengingatkan agar kebijakan hilirisasi menimbulkan rambatan negatif bagi negara lain.

IMF mengimbau adanya analisa rutin mengenai biaya dan manfaat hilirisasi di Indonesia. Analisa ini harus diinformasikan secara berkala dengan menekankan pada keberhasilan hilirisasi dan perlu atau tidaknya perluasan hilirisasi ke jenis mineral lain.

Baca Juga:

Divestasi 51 Persen Saham Vale, Jokowi: Jangan Rugikan Investor

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button