Market

Menteri Etho Kerek Kinerja BUMN dengan Bersih-bersih

Aksi bersih-bersih perusahaan pelat merah yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir (Etho), mendapat apresiasi. Mulai dari kasus Jiwasraya, Asabri, Taspen hingga kini yang dibidik dugaan penyimpangan dana pensiun (dapen) di BUMN.

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah mendukung aksi bersih-bersih BUMN yang sudah dijalankan Menteri Etho. Gebrakan ini, diharapkannya tidak berhenti sampai di sini. “Kalau ada masalah hukum seperti dugaan korupsi atau penyalahgunaan jabatan yang mengarah kepada korupsi memang harus diserahkan kepada penegak hukum seperti kepolisian atau kejaksaan,” terang Piter di Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Sejauh ini, kata dia, Menteri Etho, telah mengungkap berbagai kasus penyelewengan di lingkungan Kementerian BUMN. Kasus-kasus ini di antaranya adalah Jiwasraya, Asabri, Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast, Pelindo hinggga dapen.

Dia bilang, Menteri Etho tak hanya sekedar mengungkap kasus penyimpangan keuangan di industri pelat merah. Eks Presiden Inter Milan itu juga melakukan pembenahan manajemen di BUMN agar ke depannya tidak lagi terulang kerugian keuangan.

Karenanya, lanjut Piter, Menteri Etho berkolaborasi dengan berbagai lembaga penegakan hukum dan audit. Mulai dari Kejaksaan Agung, KPK, Polri hingga BPKP. “Tentu saja bersih-bersih ini tidak cukup dengan membawa satu dua kasus ke kejaksaan. Tapi benar-benar didukung dengan penguatan GCG (Good Corporate Governance) di lingkungan BUMN,” ujar Piter.

Masih menurut eks Direktur Riset CORE Indonesia ini, upaya bersih-bersih yang digagas Menteri Etho berdampak kepada penguatan ekonomi nasional. Optimalisasi GCG yang terjadi berdampak signifikan terhadap sehatnya keuangan BUMN. Sehingga wajar bila terjadi kenaikan laba BUMN yang sangat berguna untuk membiayai pembangunan.

Sejak Menteri Etho berkantor di Kementerian BUMN, laba naik tiap tahun. Sebut saja pada 2020, laba BUMN mencapai Rp13 triliun. Setahun kemudian melejit menjadi Rp124 triliun. Tahun lalu, meroket lagi menjadi Rp303 triliun.

Karena laba naik, kata Piter, setoran dividen ke negara, mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Kementerian BUMN, yakni Rp80 triliun. “Saya kira langkah Pak Erick Thohir melakukan bersih-bersih BUMN sangat tepat. Untuk memperkokoh BUMN sebagai salah satu pilar perekonomian nasional,” pungkas Piter.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button