Market

Meski Tren Energi Bersih, Migas Indonesia Masih Tetap Jadi Incaran Dunia

Permintaan migas masih akan tumbuh hingga mencapai puncaknya pada 2030 dan 2040 di tengah tren transisi energi yang terjadi saat ini. Tetapi sektor migas Indonesia masih menarik pelaku industri dunia.

Mereka masih terus berinvestasi menemukan dan memaksimalkan lapangan atau blok migas yang ada di Indonesia.

Dalam International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Jumat (22/9/2023), Indonesia dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendapatkan banyak komitmen dari para CEO migas dunia, saat acara  CEO Panel bertajuk ‘Fueling Indonesia’s Energy Future with Sustainable Oil and Gas Development’.

Mereka menilai Indonesia memiliki potensi geologis yang menjanjikan dan SKK Migas sebagai lembaga pengelola kegiatan usaha hulu migas selalu mengusahakan untuk memudahkan investor mencari migas.  

Presiden Direktur Petronas, Yuzaini Bin Md Yusof pun mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara penting bagi portofolio bisnis Petronas. Meski sudah berbisnis di Indonesia selama 20 tahun, perusahaan asal Malaysia ini berkomitmen untuk terus berinvestasi.  

“Bagi Petronas, Indonesia adalah crucial and important country. Petronas tidak hanya berinvestasi di upstream, tetapi juga di downstream business serta petrokimia. Indonesia juga merupakan market penting untuk produk methanol kami,” ujarnya.  

Salah satu wilayah garapan Petronas di Indonesia yang punya potensi besar. adalah Lapangan Hidayah yang berada di Wilayah Kerja North Madura II. Untuk mengembangkan bisnisnya, Petronas juga akan terus melakukan pencarian lokasi eksplorasi migas baru di Indonesia.  

Lanjutkan Pengeboran

Salah satu lapangan baru yang akan digarap Petronas adalah Blok Masela. Di blok ini, Petronas mendapatkan 15 persen hak kelola (participating interest/PI) dan mitranya yaitu PT Pertamina memegang 20 persen PI. Total 35 persen PI yang dipegang berdua dalam konsorsium bersama Inpex Corporation yang memiliki 65 persen PI di sana.  

Selain itu, Petronas juga sedang mengincar lapangan migas di Blok Tuna.  “Petronas juga terus melakukan pencarian lokasi eksplorasi migas baru di Indonesia. Saya rasa new field dan eksplorasi sangat penting bagi Indonesia untuk mendorong produksi dan mencapai target 1 juta barel minyak,” terangnya.

Sementara Presiden Direktur Exxonmobil Indonesia, Carole Gall mengatakan Indonesia merupakan pasar yang komplit. Sebab bisnis migas berkembang mulai dari hulu hingga hilir.

Bagi Exxonmobil yang sudah melakukan kegiatan bisnis puluhan tahun di Indonesia, menikmati kondisi ini karena pasar menyerap semua produk yang dihasilkan.

“Indonesia memiliki seluruh sektor bisnis yang dikerjakan ExxonMobil, termasuk bisnis upstream, downstream, hingga energy transition business. Semua sektor tersebut ada di Indonesia sehingga menjadi sangat menarik bagi ExxonMobil,” ujarnya.  

Exxonmobil berencana melakukan pengeboran di Lapangan Banyu Urip lagi, yang akan dilakukan dalam beberapa waktu mendatang. Exxon juga aktif melakukan commercialization dengan SKK Migas.

Bisnis CCS, di Indonesia bagi Exxonmobil, akan mendorong Indonesia dalam transformasi positif, apalagi teknologi ini bukan hal baru di pengeboran Exxonmobil.  

Presiden Regional Asia Pasifif British Petroleum (bp), Kathy Wu juga memuji gerak lincah SKK Migas dalam memberikan izin perusahaan di Tanah Papua, yaitu Lapangan Tangguh yang memproduksi gas alam cair.

Menurut dia, BP dan Indonesia adalah komposisi yang pas untuk mengejar energy trilemma yaitu ketahanan energi, keterjangkauan energi, dan keberlanjutan energi. Indonesia memiliki banyak peluang, meliputi sumber daya migas yang melimpah, demand yang cukup tinggi, dan memiliki reservoir yang sedang dikembangkan untuk proyek CCS/CCUS.

“Dengan demikian, strategi bisnis kami sangat sesuai dengan target pemerintah Indonesia,” katanya.  

Bp Indonesia juga akan melanjutkan kegiatan CCS Tangguh setelah Proyek Train 3, yang ke depannya juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai CCS hub regional.  

Dalam forum yang sama, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan lembaganya berkomitmen memberikan kemudahan bagi investor karena cadangan migas Indonesia berlimpah. “Tidak ada satu kata selain eksplorasi, eksplorasi, eksplorasi,” katanya.

Raih Investasi 7,1 Miliar dolar AS 

Sementara SKK Migas mencatat perhelatan International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 berhasil memfasilitasi penandatanganan 60 kesepakatan bisnis dengan nilai lebih dari 7,1 miliar dolar AS.

SKK Migas menilai capaian tersebut mengisyaratkan prospek cerah bagi industri hulu migas Indonesia, di tengah perhatian dunia untuk mengusahakan ketahanan energi dan target net zero emission (NZE).

“Kesepakatan bisnis ini benar-benar mencerminkan agresivitas kegiatan industri hulu migas kita,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam keterangannya.  

ICIUOG 2023 dilaksanakan pada 20-22 September di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali.

Ia mengatakan perhelatan ICIUOG 2023 akan semakin memperkuat keyakinan investor untuk berbisnis di sektor hulu migas Indonesia karena perwakilan pemerintah dalam perhelatan itu menunjukkan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik.

“Kami berharap semua upaya tersebut akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan industri hulu migas,” ujar Dwi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button