Market

Negara Berutang Lagi via SUN Private Placement Senilai Rp1,7 Triliun

Salah satu cara pemerintah dalam membiayai sebagian APBN 2023, pemerintah telah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan cara private placement sebesar Rp1,7 triliun pada transaksi 31 Maret 2023.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (5/4/2023) menjelaskan SUN yang diterbitkan tersebut memiliki jenis kupon tetap atau Fixed Rate (FR) seri FR0065 yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Kupon SUN yang diterbitkan kali ini mencapai 6,625 persen dengan imbal hasil (yield) 6,8 persen, yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2033.

Private placement adalah metode penjualan SUN yang dilakukan oleh pemerintah dengan pihak, dengan ketentuan dan persyaratan SUN sesuai kesepakatan.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam buku APBN KITA edisi Maret 2023 mencatat realisasi pembiayaan anggaran per Februari 2023 mencapai Rp182,19 triliun atau 30,5 persen terhadap target.

Realisasi pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan utang sebesar Rp186,89 triliun atau 26,8 persen terhadap target, yang terdiri atas realisasi Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp177,73 triliun dan pinjaman neto sebesar negatif Rp9,17 triliun.

Pinjaman neto berasal dari pinjaman dalam negeri (neto) senilai negatif Rp182,60 miliar dan pinjaman luar negeri (neto) sebesar Rp9,35 triliun.

Di samping pembiayaan utang, pemerintah mengalokasikan anggaran pembiayaan untuk investasi sebesar negatif Rp5,55 triliun yang digunakan untuk investasi pemerintah sebesar negatif Rp6 triliun dan memperoleh penerimaan kembali dari investasi sebesar Rp445,5 miliar.

Pemerintah juga memberikan pinjaman sebesar Rp766,6 miliar dan merealisasikan anggaran untuk pembiayaan lainnya senilai Rp82,3 miliar.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per akhir Februari 2023 berada di angka Rp7.861,68 triliun.

Nominal utang tersebut naik Rp106,7 triliun dari posisi Januari 2023 yang tercatat sebesar Rp7.754,98 triliun.

Adapun, rasio utang tersebut setara 39,09 persen terhadap gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button