Market

‘Ngeri-ngeri Sedap’ Ramalan IMF, Ini Pesan Khusus Jokowi ke Sri Mulyani

Ramalan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) cukup bikin ngeri. Bayangkan saja, tahun ini, sepertiga atau 43 persen negara di dunia, diprediksi tersengat resesi ekonomi.

Atas prediksi IMF ini, Presiden Jokowi memberikan atensi khusus kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani, waspada namun tetap optimis.  “Tantangan 2023, tadi instruksi dari Presiden Jokowi, waspada tetapi optimis,” ujar Sri Mulyani saat konferensi pers terkait Sidang Kabinet Paripurna di Istana Presiden, Jakarta, Senin (16/1/2023).

Sri Mulyani menerangkan, pernyataan Jokowi tentang optimis tentu saja ada landasannya. Sepanjang 2022, capaian ekonomi Indonesia cukup menjanjikan. Misalnya, pertumbuhan ekonomi 2022, diramalkan tembus 5,2 persen.

Inflasi 2022 diperkirakan 5,34 persen-5,5 persen, tergolong rendah ketimbang negara-negara maju di dunia. Selama 32 bulan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Dan, masih banyak lagi catatan yang menggembirakan.

Sedangkan pernyataan Jokowi tentang waspada, kaitannya ya itu tadi. Ramalan IMF bahwa sepertiga dunia, atau 43 persen negara di dunia bakal mengalami resesi. “Sepertiga dunia akan mengalami resesi, atau 43 persen negara akan mengalami resesi, menurut proyeksi IMf,” tambahnya.

Sri Mulyani bilang, pemerintah akan terus menjaga momentum pemulihan Indonesia, salah satunya adalah dengan memprioritaskan belanja. Guna menghadapi berbagai tantangan ekonomi global yang diprediksi berat pada tahun ini. Mulai dari anggaran infrastruktur hingga ketahanan pangan.

Secara rinci, anggaran untuk perlindungan sosial akan dialokasikan sebesar Rp476 triliun. Ada pula anggaran untuk ketahanan energi sebesar Rp341 triliun. “Semuanya untuk melindungi masyarakat dari guncangan di sektor energi dan ketahanan energi di Indonesia juga tetap bisa berjalan,” ungkapnya.

Sri Mulyani menerangkan, anggaran untuk kesehatan dialokasikan sebesar Rp178 triliun, belanja pendidikan Rp612 triliun, anggaran infrastruktur Rp392 triliun, termasuk untuk IKN sebesar Rp21 triliun.

“Itulah belanja yang penting di tahun 2023 yang sangat diharapkan bisa menjaga perekonomian Indonesia dari guncangan-guncangan yang terjadi disisi global baik dari kenaikan harga, inflasi, maupun pelemahan ekonomi dari negara-negara lain,” kata Sri Mulyani.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button