Market

OPEC+ Pangkas Produksi 2 Juta Barel, Pejabat Kemenkeu Ketar-ketir Minyak Mahal

Rabu, 12 Okt 2022 – 19:16 WIB

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachamatarwata

Kalau tak ada aral, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, atau OPEC+ pangkas produksi 2 juta barel per hari, mulai bulan depan. Bikin Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ketar-ketir. Harga minyak pasti makin mahal.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachamatarwata mengaku terus mencermati rencana pemangkasan produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, atau OPEC+.

“Kami belum membuat spekulasi mengenai rencana tersebut. Memang kemarin begitu ada pengumuman pemangkasan produksi, harga minyak langsung naik,” ungkap Isa saat ditemui usai acara BNI Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Namun, Isa memperkirakan adanya penyesuaian yang akan dilakukan di global, mengingat dunia saat ini sedang melemah sehingga kenaikan harga minyak akan menyebabkan beberapa efek negatif seperti potensi kedinginan di wilayah Eropa pada Desember 2022.

Dengan demikian, pemerintah akan terus memperhatikan lebih lanjut tren harga minyak dunia tersebut. Ke depan, Isa menilai mungkin masih akan terdapat kenaikan harga minyak dunia, namun peningkatannya diperkirakan ada batasnya, mengingat kondisi global saat ini.

Sedangkan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menerangkan bahwa Kemenkeu terus memantau secara teliti keputusan OPEC+. “Kami juga memperhatikan bagaimana Amerika Serikat saat ini, bagaimana juga Rusia,” ujar Suahasil saat ditanya mengenai kemungkinan adanya tambahan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) akibat kebijakan pengurangan produksi minyak global.

Ia mengatakan, minyak dunia menjadi komoditas yang sangat strategis untuk saat ini. Sehingga perlu secara cermat diperhatikan pergerakannya, bahkan termasuk saat perang Rusia dan Ukraina.

Asal tahu saja, harga minyak melejit ke level tertinggi dalam tiga minggu, setelah OPEC+ pada Rabu (5/10/2022) menyetujui pengurangan produksi besar-besaran sejak pandemi COVID-19. Pengurangannya sebesar dua juta barel per hari, mulai November 2022. Keputusan itu didorong ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global.

Meski sempat melonjak, harga minyak berbalik menurun sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang penurunan sesi sebelumnya, karena kekhawatiran permintaan naik setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan perlambatan pertumbuhan global.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot US$1,78, atau 2,0 persen, menjadi menetap di 89,35 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah tergelincir 1,6 persen di sesi sebelumnya.

Sementara, jenis Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,9 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 94,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, menyusul kejatuhan 1,8 persen sehari sebelumnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button