Market

Para Mantan Turun Gunung Bahas Transisi Energi Berbasis Gas

Program transisi energi dari energi fosil ke energi bersih tidak hanya menjadi bahan diskusi pejabat saat ini. Tetapi para mantan menteri yang pernah menjabat di sektor energi juga ikut urun rembug membahas tren masa depan, mengkampanyekan energi bersih.

Acara diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang karya mantan Wamen ESDM, Arcandra Tahar menghadirkan Mantan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro dan Mantan Menhub, Ignatius Jonan. Diskusi tersebut mengupas masa transisi energi yang sudah di depan mata. Salah satu yang berperan penting dalam masa transisi energi itu adalah gas bumi. Keterlibatan seluruh stakeholder diperlukan untuk mengoptimalkan transisi energi.

Dalam kesempatan itu, Mantan Menteri ESDM era Presiden SBY, Purnonomo Yusgiantoro mengatakan, proses transisi energi membutuhkan waktu dan keterlibatan semua stakeholder. Untuk menuju optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan. Pada fase transisi energi, peran gas bumi menjadi sangat strategis.

Apalagi, Indonesia memiliki cadangan yang masih sangat besar di sejumlah wilayah kerja migas, baik yang sudah maupun belum di eksplorasi dan berproduksi.

“Kita masih punya cadangan di Masela, IDD (Indonesia Deep Water), Natuna, dan juga yang sudah berproduksi seperti Tangguh dengan train III. Gas bumi akan menjadi bagian penting pada fase transisi energi menuju energi baru terbarukan. Transisi energi juga tidak bisa cepat karena kita adalah negara berkembang,” ujar Purnomo seperti dikutip dalam diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang karya mantan Wamen Arcandra Tahar di Jakarta, Rabu (5/7/) pekan ini.

Demikian juga Arcandra Tahar juga memiliki pandangan yang sama. Dalam bukunya, ia mengatakan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ke depan merupakan masa transisi yang sangat penting untuk dipersiapkan.

“Gas bumi sebagai energi bersih yang ramah lingkungan dan cadangannya di dalam negeri masih cukup besar akan menjadi komoditas penting pada fase transisi tersebut. Harganya juga cukup kompetitif dibandingkan dengan energi fosil lainnya,” jelas Arcandra.

Tak ketinggalan Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam sambutannya juga menekankan pentingnya pemanfaatan energi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pemerintah saat ini terus menggalakkan eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi.

“Kita masih punya potensi besar kalau dilihat dari 2,4 billion barel yang masih bisa kita bor, masih ada 45 TCF dan di luar itu ada banyak daerah yang sekarang secara intens melakukan eksplorasi,” ujarnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo menjelaskan bahwa saat ini 60 persen sumber energi listrik PLN berasal dari PLTU yang menggunakan batubara. Namun, PLN juga terus meningkatkan penggunaan sumber energi baru terbarukan yang harganya per KWh juga semakin menurun.

“Dulu dalam beberapa kali lelang harga listrik dari angin yang sebelumnya mencapai USD 12,5 cent per KWh, saat ini sudah sekitar USD 5,5 cent per KWh. Begitu juga dengan sumber energi dari sinar matahari (solar) dalam lelang terakhir sudah di harga USD 4,5 cent per KWh,” jelasnya.

Acara bedah buku Arcandra Tahar dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan pelaku di sektor energi. Dalam sambutannya Arcandra menekankan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Apalagi pemerintah telah memiliki target yang jelas untuk bisa mencapai net zero emission di tahun 2060 nanti.

“Malam ini semua stakholder energi hadir dan ini sangat positif. Seperti juga PLN dan PGN yang telah lama membangun kerjasama untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi bagi kebutuhan sektor kelistrikan. Kedepan kolaborasi seperti ini harus terus diperkuat,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button