News

PDIP Peringatkan Jokowi Masalah Lahan Pertanian dan Impor Pangan

Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai tema Rakernas PDIP soal kedaulatan pangan diangkat karena merupakan masalah global saat ini yang berdampak langsung secara nasional. Melalui tema Rakernas IV ini, PDIP memberi peringatan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Adanya krisis perang Ukraina menjadi pemicu baru kelangkaan atau kenaikan pangan, di samping juga masalah perubahan iklim. Kondisi tersebut yang memicu isu ketahanan pangan nasional. Saya pikir itu lebih pada upaya PDIP untuk mengingatkan kepada presiden soal hal tersebut,” kata Wasisto kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Mungkin anda suka

Tak hanya itu, Wasisto menyebut tidak bertahannya lahan pertanian di Indonesia juga membuat pemerintah masih mengimpor berbagai bahan pangan.

“Saya pikir memang pertumbuhan populasi Indonesia maju pesat, namun di saat bersamaan hal itu tidak diimbangi oleh penambahan lahan pertanian demi kebutuhan perumahan, maka solusi yang rill adalah impor,” tutur Wasisto.

Sebelumnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Rakernas PDIP yang ditutup kemarin menitipkan pesan krusial berkaitan dengan upaya menciptakan kedaulatan pangan. Salah satunya terkait menjaga agar lidah masyarakat tak terjajah dengan makanan impor.

“Apa yang telah disampaikan oleh Bung Karno bahwa dari lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor. (Ini) bisa menjadi bahan untuk kritik atas praksis ideologi di bidang pangan,” kata Megawati saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2023).

Rakernas partai berlambang banteng moncong putih itu mengangkat tema ‘Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia’.

Megawati meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengkaji kembali aturan impor gandum. Sebab, bea atau pajak masuk impor gandum ke Indonesia tercatat nol persen. “Saya bukannya anti gandum saya juga senang hamburger, mie, tetapi mengingat gandum tadi tidak bisa ditanam di sini,” ujar Megawati menambahkan.

Presiden ke-5 RI itu menekankan pentingnya bea yang tinggi untuk gandum agar tidak adanya ketergantungan kepada hasil pertanian yang sulit ditanam di Indonesia itu. Padahal, Megawati mengatakan banyak sumber pangan lain untuk masyarakat Indonesia.

“Bukankah kita memiliki 10 sumber pangan lainnya, yaitu henjali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, dan ubi jalar yang tentunya kalau diolah dan di-back-up oleh BRIN kita ini, maka bisa menyubstitusi (mengganti) gandum sekiranya bea masuk bisa diterapkan dapat diterapkan dalam masa transisi maka dana yang ada bisa dipergunakan juga untuk menambah biaya riset terhadap produk substitusi gandum,” ujar Megawati.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button