Market

Pedagang Beras Kota Semarang Keluhkan Pasokan Beras Bulog Tak Tentu


Sekitar 45 pedagang sembako di Pasar Bulu Kota Semarang mendapat kiriman dari Bulog untuk mengurangi kelangkaan. Namun kiriman dari program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak bisa ditentukan jadwalnya. 

Siti Priyantini, salah satu pedagang di Pasar Bulu mengatakan dirinya harus menunggu kiriman beras SPHP dari Bulog dan tidak bisa meminta dikirim lebih awal saat stoknya sudah menipis. Bahkan setiap kali pengiriman hanya 40 pedagang yang mendapatkan jatah sehingga mereka harus membuat jadwal bergiliran, semua pedagang bisa mendapatkan giliran pasokan dari Bulog.

“Sekali datang 20-30 sak untuk kemasan lima kg, untuk yang 50 kg dapatnya satu sak karena di Pasar Bulu ada 45 pedagang. Sedangkan kuota Bulog sekali datang dua ton itu 40 sak, jadi yang Lima pedagang harus bergantian,” kata Siti saat ditemui di lapak dagangannya, mengutip inilahjateng.com, Selasa (20/2/2024).

Meski kedatangan beras dari Bulog tidak menentu, tapi harga beras Bulog memang lebih murah yakni Rp10.000 per kilo dan dijual Rp54.500 untuk kemasan yang lima kg. “Datangnya tidak tentu seusai dengan urutan dari Bulog. Mungkin distributor dulu yang dibagi, baru yang pedagang eceran,” katanya lagi.

Untuk mengakali kelangkaan pasokan beras, ia membatasi satu orang pembeli hanya boleh satu sak kemasan lima kg beras setiap harinya. “Kalau enggak dibatasi, datang 20 sak bisa diborong satu orang saja. Makanya dibatasi, sehari satu sak, besok kalau mau beli lagi ya satu sak lagi,” katanya mengeluhkan.

Kondisi ini tidak sejalan dengan keputusan Dirut Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi yang menegaskan sejak 13 Februari lalu sudah menghapus batas maksimal dua ton beras dalam setiap transaksi bagi pedagang eceran.

Walaupun kelonggaran pembelian ini hanya berlaku sampai Maret 2024. Tujuannya untuk mengatasi kelangkaan beras saat ini. “Ke depan untuk SPHP kami sangat memfleksibelkan bagi yang ingin SPHP. Kami memutuskan sampai dengan Maret nggak kami batasi maksimal dua ton, boleh ambil berapa saja, terutama untuk yang warung,” ujarnya dalam media briefing di Kantor Bulog, Selasa (13/2/2024) lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button