News

Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Malaysia, BP2MI Buka Suara

Pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Kusi, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) Yati Fatima Tusi meninggal di Malaysia. Wanita yang bekerja di Malaysia selama lima tahun terakhir ini meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit di Kuching Malaysia untuk melahirkan anak kedua pada pekan lalu.

Terungkap, Yati masuk ke Malaysia pada 2018 setelah mengurus paspor di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat bersama suaminya Asyer Aristus Silla. Sang suami sudah bekerja di Malaysia sejak 2013 lalu.

Menurut Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, Yati Fatima Tusi merupakan pekerja migran asal NTT yang ke 107 yang meninggal dunia di luar negeri.

“Sesuai catatan BP2MI pada Januari-September 2023 sudah 107 jenasah pekerja migran yang dipulangkan dengan kondisi meninggal dunia ke NTT. Hal ini sangat memprihatinkan karena sebagian besar pekerja yang meninggal itu merupakan pekerja non prosedural,” kata Benny saat ikut menjemput jenazah Yati Fatima Tusi di Bandara Udara El Tari, Kupang, NTT, Senin (18/9/2023).

Benny menjelaskan, untuk jangka waktu tiga tahun terakhir, pekerja migran asal NTT yang meninggal dunia di luar negeri mencapai 420 orang pekerja.

Menurut dia, sebagian besar pekerja yang meninggal itu merupakan pekerja yang pergi bekerja ke luar negeri tidak melalui prosedur yang berlaku.

“Kami tidak akan berhenti untuk mengampanyekan ke berbagai tempat agar para pekerja yang bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi dan tidak boleh melalui jalur yang tidak resmi,” kata Benny Rhamdani.

Ia mengatakan, pemerintah daerah di provinsi berbasis kepulauan ini juga harus ikut bertanggung jawab bagaimana menyiapkan lapangan kerja untuk menekan adanya pekerja yang pergi ke luar negeri secara ilegal.

Selain itu, ujar Benny, pemerintah daerah di NTT sepatutnya memberikan kemudahan kepada semua orang untuk bekerja ke luar negeri karena merupakan hak warga negara.

“Tingginya kasus PMI asal NTT yang meninggal dunia menjadi catatan bagi semua pihak, sehingga semua harus turun gunung untuk mengatasi terjadinya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang sangat tinggi terjadi di NTT ,” kata Benny menambahkan.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button