Market

Peluang RI Seperti Sri Lanka, Sri Mulyani Dinilai Lebih Jujur Ketimbang Luhut

Sabtu, 16 Jul 2022 – 14:22 WIB

Peluang RI Seperti Sri Lanka, Sri Mulyani Lebih Jujur Ketimbang Luhut

Menko Luhut B Pandjaitan dan Menkeu Sri Mulyani

Pernyataan Menkeu Sri Mulyani bahwa Indonesia perlu hati-hati kalau tak ingin seperti Sri Lanka, dinilai lebih jujur ketimbang Menko Marves Luhut B Pandjaitan.

Dikatakan ekonom senior dari Political Economi and Policy Studies (PEPS), Prof Anthony Budiawan, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. “Kalau Pak Luhut biasalah. Kan emang harus ngomong begitu. Hanya untuk menjaga psikologis pelaku pasar dan investor di Indonesia. Kalau Sri Mulyani mungkin sudah mulai sadar,” kata dia kepada Inilahcom, Jakarta, Sabtu (16/7/2022).

Namun, Prof Anthony, pernyataan dari pejebat negara sektor ekonomi, seyogyanya berlandaskan data. Bukan hanya berdasarkan posisi politik apalagi bisikan dari sumber-sumber yang tidak jelas kredibilitasnya. “Saya sebagai ekonom akan terus menyuarakan pandangan saya. Tentu saja ada datanya. Kalau enggak ada datanya buat apa didengerin,” tuturnya.

Sepertinya, pandangan Prof Anthony ada benarnya. Dalam pertemuan Menteri Keuangan G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7/2022), Menkeu Sri Mulyani mengatakan adanya kabar buruk untuk Indonesia.

Lantaran, Indonesia masuk peringkat 14 dari 15 negara d Asia yang berpotensi mengalami resesi ekonomi, berdasarkan survei Bloomberg. “Kami tidak akan terlena, kami akan tetap waspada,” tegasnya.

Sedangkan Menko Luhut dengan percaya diri menyebut perekonomian Indonesia cukup terjamin. Saat pandemi COVID-19 dilanjutkan dengan perang Rusia-Ukraina, ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di kuartal I-2022.

Selanjutnya, Menko Luhut mempertanyakan sejumlah kalangan yang menyamakan ekonomi Indonesia dengan Sri Lanka yang saat ini tengah dilanda krisis. “Jadi, kalau ada yang ngomong kita mau disamakan dengan Sri Lanka, bilang dari saya, sakit jiwa itu. Lihat data baik-baik. Suruh datang ke saya, dia. Orang bilang, nih pak Luhut nantang. Bukan nantang ya. Suapaya dia jangan membohongi rakyatnya, jangan kepentingan politiknya dibikin-nikin,” kata Menko Luhut, dikutip Antara, Jumat (15/7/2022).

Sejak awal, Prof Anthony sudah mengingatkan akan potensi krisis ekonomi bakal terjadi di Indonesia. Hal ini dipantik perkembangan politik dunia yang merembet ke persoalan ekonomi.

Nyatanya, kini sudah terjadi. Dampak perang Rusia-Ukraina memantik inflasi tinggi, termasuk di Amerika Serikat. Alhasil, bank sentral AS akan mengerek tinggi suku bunganya (Fed Fund Rate). Kalau suku bunga AS tinggi maka dolar AS pun menjadi tinggi. “Dampaknya bagi Indonesia, capital outflow bergerak besar-besaran,” ungkapnya.

Kondisinya akan lebih parah ketika harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang saat ini harganya tinggi, tiba-tiba ambruk. “Bulan ini, saya prediksi suku bunga The Fed naik 0,75 sampai 1 persen. Selanjutnya bank Eropa akan melakukan hal yang sama. Tujuan sebenarnya adalah agar harga komoditas bisa turun,” kata dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button