News

Pendiri Kalbe Farma Boenjamin Setiawan Meninggal Dunia dalam Usia 89 Tahun

Pendiri PT Kalbe Farma yang juga salah satu orang terkaya di Indonesia, Boenjamin Setiawan, meninggal dunia dalam usia 89 tahun pada Selasa (4/4/2023).

Saat ini, jenazah Boenjamin disemayamkan di Rumah Duka Sentosa di RSPAD Gatot Soebroto. Menurut rencana, Boenjamin akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (8/4/2023).

Boenjamin Setiawan merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Mengutip berbagai sumber, Boenjamin pernah jatuh bangun dalam meraih kekayaan itu.

Semua proses diawali setelah ia menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1958.

Selepas itu, Boenjamin melanjutkan pendidikan doktoralnya ke Universitas California. Usai menamatkan pendidikannya, ia mengajar di almamaternya.

Pada 1961, ia pernah mencoba mencari pendanaan untuk membiayai penelitian obat kencing manis dan darah tinggi. Pria yang berasal dari keluarga penjual krupuk ini pun mencoba membuat proposal dan mengajukan pendanaan senilai Rp30 juta kepada pengusaha farmasi yang dikenalnya, Wim Kalona.

Wim merupakan pemilik PT Dupa. Namun, pengusaha itu menolak proposalnya. Kepada Boenjamin, pengusaha itu bilang kalau mau membuat penelitian, harus membuat perusahaan sendiri. Dari wejangan pengusaha itulah, pada 1963, Boenjamin bersama dengan beberapa temannya mendirikan perusahaan obat bernama PT Farmindo.

Perusahaan itu memproduksi salep. Namun, ihanya mampu bertahan selama 3 tahun saja. Kurang modal dan kesulitan dalam memasarkan produk membuat perusahaan itu harus gulung tikar di usia yang masih muda.

Boenjamin tidak menyerah. Bersama dengan saudara-saudaranya yang juga dokter, Khouw Lip Keng, Khouw Lip Swan, dan Kliouw Lip Bing serta temannya ahli farmakologi bernama Jan Tan, mereka pun patungan mendirikan pabrik obat bernama Kalbe Farma di sebuah bengkel milik pasien kakaknya di kawasan Jakarta Utara.

Produk pertamanya adalah Bioplacenton. Obat ini mengandung ekstraksi plasenta dan neomycin sulfate yang bisa digunakan untuk obat luka luar, khususnya bakar.

Usaha tersebut berbuah manis. Produk farmasi dari luar negeri yang saat itu memiliki harga lebih mahal dibanding lokal menjadi salah satu penunjang usahanya. Keunggulan itulah yang kemudian mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Kalbe Farma di bawah Boenjamin.

Apalagi pada saat bersamaan, ia memiliki keunggulan lain. Posisinya sebagai dokter membuatnya lebih mudah dalam menjajakan produknya.

Setelah itu, produk Kalbe terus berkembang. Beberapa obat produksi Kalbe yang terkenal adalah Kalpanax, Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, dan Fatigon.

Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan lain-lainnya. Kesuksesan itu telah membuat Kalbe Farma tumbuh menjadi salah satu perusahaan produk kesehatan terbesar di Asia Tenggara.

Nilai kapitalisasi pasar Kalbe Farma saat ini tembus Rp60,7 triliun. Perusahaan juga telah berhasil memberikan lapangan kerja bagi 17.000 orang.

Selamat jalan Boenjamin Setiawan…

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button