Hangout

Kewalahan dengan Pilihan, Dilema Pelanggan Layanan Streaming Video

Dalam era digital saat ini, layanan streaming video telah menjadi bagian integral dari hiburan sehari-hari. Dengan sekitar 817 ribu judul dan total durasi mencapai 36.000 jam per penyedia layanan, pelanggan memiliki banyak pilihan. Namun, ironisnya, limpahan pilihan ini justru membuat banyak pelanggan merasa kewalahan.

Per Mei 2023, seseorang akan membutuhkan hampir 15 tahun tanpa henti hanya untuk menonton seluruh koleksi dari Netflix, HBO Go, Prime Video, dan Disney Hotstar. Belum lagi penyedia layanan streaming lainnya dengan koleksi berdurasi total puluhan ribu jam. Faktanya, banyak pelanggan yang bahkan tidak sanggup untuk menyaksikan 10 persen dari koleksi tersebut.

Menurut studi Nielsen, rata-rata pelanggan Netflix hanya bisa menyaksikan 2 persen dari keseluruhan koleksi setiap tahunnya. “Kita memasuki tahap selanjutnya dari layanan aliran video, berdasarkan tren yang kami perincikan beberapa tahun belakangan. Kita bergerak dari masa pertumbuhan ke masa puber, dan semua kerumitan akan hadir di sana,” demikian pernyataan SVP, Product Strategy, Nielsen, Brian Fuhrer.

Riset tersebut menemukan bahwa 46 persen pelanggan layanan aliran video merasa kewalahan dengan limpahan koleksi. Mereka semakin kesulitan memilih atau menemukan judul program atau film yang ingin ditonton. Mereka juga kewalahan karena jumlah perusahaan penyedia jasa itu semakin banyak.

Sebagian besar pelanggan (64 persen) berharap ada layanan khusus yang bisa menyediakan gabungan jasa dari berbagai perusahaan. Dengan demikian, mereka akan mudah berpindah ke berbagai penyedia jasa. Saat ini, sebagian besar orang berlangganan paling sedikit tiga penyedia jasa aliran video.

Namun, tantangan tidak hanya berhenti pada jumlah koleksi yang melimpah. Pelanggan juga menghadapi gangguan dan aneka pengalih lain selama menyaksikan video-video itu di rumah. Berbeda dengan menyaksikan di bioskop, di rumah ada banyak potensi jeda atau pengalih perhatian.

Akibatnya, waktu menyaksikan program lebih lama dibandingkan durasi total programnya. Sebab, pelanggan harus jeda berulang kali setiap ada hal yang harus dilakukan selama menonton. Alasan jedanya beragam. Bisa mengambil minum dan camilan di dapur, menjawab telepon, hingga mencari data pemeran dalam film yang sedang ditonton.

Sebagian pelanggan malah bukan hanya jeda. Mereka juga berhenti menonton sebelum film atau program selesai. Alasannya beragam. Mulai dari film atau programnya tidak menarik, harus melakukan hal lain, hingga sudah kehabisan waktu untuk menonton.

Dengan semua tantangan ini, pertanyaannya adalah bagaimana industri layanan streaming video akan beradaptasi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pelanggan yang semakin kompleks dan beragam. Apakah mereka akan terus menambah koleksi mereka, atau apakah mereka akan mencari cara untuk mempersonalisasi dan menyederhanakan pengalaman menonton bagi pelanggan? Hanya waktu yang akan memberi tahu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button