Market

Pernah Ramalkan Jokowi Mampu Stabilkan Rupiah, Bos LPS Disuruh Mundur

Apes betul Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Lana Soelistianingsih. Namanya disangkutkan dengan anjloknya rupiah terhadap dolar AS (US$) hingga di atas Rp15.000/US$.

Dalam penutupan perdagangan Rabu (6/7/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.024,90/US$. Perkembangan ini banyak mendapat tanggapan dari kalangan netizen.

Termasuk politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana.yang mengungkit proyeksi istri rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro, yakni Lana Soelistianingsih. Yang kini menjabat bos LPS itu

Dikutip dari akun Twitter @panca66, dia mempertanyakan pernyataan Lana pada 2014. Kala itu, Lana masih menjadi Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, menegaskan jika Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden, rupiah bisa tembus Rp10 ribu.

“Dolar tembus Rp15 ribu. Harusnya istri rektor UI yang dulu ngeramal kalau Jokowi jadi presiden rupiah bisa tembus Rp10 ribu malu,” cuit Cipta.

Saat ini, Lana telah dipilih Presiden Jokowi sebagai Kepala LPS menggantikan Fauzi Ichsan yang berakhir masa jabatannya sejak Februari 2020. “Dan sekarang jadi kepala LPS, harusnya malu dan mengundurkan diri. Iya engak sih?,” ujarnya.

Di sisi lain, dia menyebut jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi Presiden. “Kata Jaenul $ bisa tembus 10 ribu lagi kalau Ganjar jadi presiden,” pungkasnya.

Kurs rupiah hari ini berpotensi melemah terhadap dolar AS. Pelaku pasar masih mencemaskan ancaman resesi global di depan mata yang membuat pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia terancam melambat.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (6/7/2022) pukul 09.24 WIB, kurs tengah diperdagangkan di level Rp15.013 per dolar AS. Melemah 19 poin atau 0,13 persen, apabila dibandingkan dengan posisi penutupan Selasa (5/7/2022) yang menclok di level Rp14.994 per dolar AS.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), Josua Pardede bilang, rupiah masih akan tertekan oleh kecemasan pelaku pasar akan inflasi global. Terbukti, Inflasi di Amerika Serikat dan Eropa, terus menjulang. Lagi-lagi, perang Rusia-Ukraina dituding biang keroknya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button