News

Pesan Mantan Direktur WHO Demi Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 Saat Libur Nataru


Kasus COVID-19 berpotensi melonjak jelang atau usai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Namun, masyarakat diminta untuk tidak panik, dan tetap waspada terhadap potensi tersebut.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Kawasan Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, ada beberapa pesan yang perlu masyarakat ketahui jelang menikmati libur Nataru.

Hal pertama, Tjandra menyampaikan peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini disebabkan setidaknya oleh empat hal. Mulai dari penurunan imunitas populasi secara umum, lantaran sudah rendahnya penularan ilmiah di lapangan hingga lamanya jarak seseorang mendapat vaksinasi terakhir.

Kemudian adanya peningkatan perjalanan akhir tahun, ditambah dengan kehadiran varian-varian baru COVID-19, mulai dari EG.4 & EG.5 hingga JN.1.

“Varian JN.1 memang masih dalam penelitian, tapi yang jelas sejak 18 Desember JN.1 sudah dinyatakan oleh Variant of Interest (VOI) oleh WHO,” ujarnya kepada Inilah.com, Jakarta, Senin (25/12/2023).

Masih menurutnya, COVID-19 belum sepenuhnya hilang dari muka bumi ini. Dia menjelaskan, kemungkinan adanya kenaikan kasus sudah pasti ada. 

“Perlu diingat COVID-19 memang masih ada di dunia, dan tentu mungkin saja ada kenaikan kasus dari waktu ke waktu,” sambungnya.

Hal kedua yang menurutnya perlu diketahui masyarakat, mengingat adanya peningkatan perjalanan, maka sudah sepatutnya seseorang melengkapi vaksinasi COVID-19 sesuai prosedur yang ada.

Untuk lansia, mereka dengan komorbid dan risiko tinggi lainnya dianjurkan mendapat vaksinasi ulangan 6-12 bulan sesudah vaksinasi terakhir, ini sesuai rekomendasi WHO awal Desember 2023. 

“Yang selama ini belum pernah divaksin maka tentu perlu segera vaksin,” sambungnya.

Kemudian, untuk mencegah kasus COVID-19 selama perayaan Natal dan Tahun Baru, pastikan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kerumunan.

“Kebiasaan hidup sehat harus terus dijaga, makan bergizi, aktifitas fisik dan olahraga, istirahat yang cukup dan lain-lain, karena akan menjamin daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap berbagai penyakit, termasuk tentu COVID-19,” jelasnya.

Tjandra juga meminta masyarakat untuk memantau perkembangan informasi terkini terkait pandemi dari sumber yang resmi.

“Jangan hanya semata-mata percaya begitu saja dengan apa yang ada di WA grup misalnya. Sumber berita dari media massa resmi tentu dapat menjadi acuan, karena beritanya kredibel,” tegasnya.

Kasus COVID-19 JN.1 Lebih Ringan, Tetapi Masyarakat Harus Tetap Waspada

Data ilmiah seluruh dunia, kata Tjandra menunjukkan bahwa sebagian besar kasus-kasus COVID-19 sekarang ini memang relatif lebih ringan daripada keadaan tahun-tahun yang lalu.

Tetapi bagaimanapun kalau ada kecurigaan atau keluhan atau jelas ada kontak maka sudah sebaiknya untuk memeriksakan diri.

“Di rumah saya bahkan menyediakan tes antigen sehingga kalau saya atau anak mantu ada yang curiga COVID-19 maka segera bisa periksa, yang Alhamdulillah sejauh ini semua negatif,” paparnya.

COVID-19 Tembus 2.800 Kasus Per Pekan

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan lonjakan kasus COVID-19 masih terjadi di Indonesia. Setidaknya jelang libur Natal dan Tahun Baru ini, angka positif COVID-19 per minggu menembus 2.800 kasus.

Walau begitu, Menkes menyebut peningkatan masih relatif aman dan berada di bawah level 1 standarisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Ini memang masih di bawah level 1-nya WHO kan teman-teman masih ingat kan, WHO waktu dulu waktu COVID ada level 1, level 2, level 3. Level 1-nya kan 20 orang per 100.000 penduduk per minggu, jadi kira-kira 56.000 per minggu lah. Itu masih masuk kategori 1, jadi masih relatif aman,” kata Menkes Budi dalam jumpa pers di Kementerian Kesehatan, Jumat (22/12/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button