News

Popularitas Prabowo Moncer, tapi Gaya Komunikasi hingga ‘Dosa’ di Masa Lalu Jadi Celah

Bakal capres (bacapres) Prabowo Subianto memang sedang di atas angin, jika dilihat dari beberapa hasil lembaga survei, menunjukkan elektabilitas relatif paling tinggi dibanding dua bacapres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun bukan berarti Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu tidak memiliki celah.

Merujuk pada survei teranyar yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Senin (14/8/2023) lalu. Tercatat Prabowo meraih elektabilitas sebesar 38,2 persen, mengunggguli Ganjar 35,3 persen dan Anies 18,4 persen.

Mungkin anda suka

Tingkat pengenalan yang tinggi dari Prabowo itu bisa menjadi kelemahan jika tidak diimbangi dengan kemampuan mengemas dirinya dengan aneka program positif dan gaya komunikasi yang lebih luwes agar bisa menambah elektabilitasnya.

Image Prabowo pada dua pemilu sebelumnya, tak bisa begitu saja hilang dari benak masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat masih memandang dia sebagai sosok yang sulit dijangkau, sulit disentuh, dan terlihat sangat sulit untuk diajak berkomunikasi.

Bahkan masih begitu membekas bagaimana gaya komunikasi Prabowo saat masih jadi rival Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada dua pemilu sebelumnya, permainan diksi-diksi yang keras sering kali ia lontarkan. Sebut saja narasi soal politisi sontoloyo, politik gunderuwo, tampang Boyolali dan lainnya.

Merujuk pada momen tersebut, citra yang ditangkap masyarakat soal gaya komunikasi Prabowo, sifatnya agresif. Selain itu, cara berkomunikasi seperti ini mirip sekali dengan zaman orde baru. Gaya bicara itu cocok sekali ketika para pemimpin itu menjadi bintang yang ada di antara pendukung dan semua mata tertuju padanya. Sebaliknya, saat ini masyarakat terlihat lebih suka berkomunikasi lebih egaliter

“Inilah mungkin warning pertama buat Prabowo jangan sampai terlena dengan posisinya, karena salah satu yang membuat dia lebih unggul adalah memiliki tingkat pengenalan yang lebih tinggi dari capres lain,” ujar Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, dikutip Jumat (18/8/2023).

Selain gaya komunikasi, Prabowo juga mesti berhati-hati dengan isu pelanggaran HAM yang selalu keluar saat jelang pemilu. Selama ini Prabowo memang selalu memberi bantahan terhadap tuduhan yang dialamatkan pada dirinya, terakhir pada Sabtu 1 Juli 2023. Kala itu dalam sebuah sesi wawancara, Prabowo mengatakan sah-sah saja tudingan usang itu dibuat, ia menyerahkan semuanya terhadap penilaian masyarakat.

Prabowo mengatakan isu pelanggaran HAM yang terus muncul ini sebagai salah satu risiko dirinya menjadi prajurit TNI. Pun, selama menjadi prajurit, Prabowo menyebut dirinya sudah menjalankan tugas sesuai dengan sumpahnya.

Juru Bicara Partai Gerindra Bidang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Konstitusi Munafrizal Manan pun tak ketinggalan membela. Beberapa waktu lalu di Jakarta, Munafrizal menyatakan tidak ada keputusan hukum yang menyatakan Prabowo bersalah dalam pelanggaran HAM pada 1997-1998.

Karena itu, masih menurut Munafrizal, pandangan sejumlah orang yang menganggap dan memperlakukan Prabowo seolah-olah nyata bersalah menurut hukum, sekaligus dianggap sebagai dosa masa lalu merupakan sebuah bentuk ketidakadilan.

Terkait respons kubu Prabowo, Toto setujus saja bahwa pelanggaran HAM merupakan domain hukum tapi tidak ada salahnya jika Prabowo merancang persiapan matang untuk memberikan counter terhadap tudingan itu, bukan sekadar membantah secara normatif.

“Salah satu yang masih menjadi “PR” besar Prabowo adalah menjawab aneka tudingan miring yang kerap dilakukan lawan-lawan politik sebagai negatif campaign belakangan ini. Misalnya, soal isu HAM, isu food estate dan lainnya, jangan hanya beri jawaban standar tapi buka data dan saksi atau pihak yang terlibat,” tutur dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button