News

Profil KH Abdul Chalim, Pendiri NU dari Bumi Pasundan Jadi Pahlawan Nasional

KH Abdul Chalim menjadi salah satu tokoh yang bakal dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo. Sosok ulama karismatik dari tanah Pasundan, KH Abdul Chalim merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan dengan membentuk Laskar Hizbullah Cabang Majalengka Cirebon di Jawa Barat.

Kabar ini diperoleh seiring keluarnya surat dari Kementerian Sekretariat Negara Nomor R-12/KSN/SMGT.02.00/11/2023 tentang Pemberitahuan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023.

Berdasarkan surat tersebut, KH Abdul Chalim menjadi pahlawan nasional bersama lima tokoh lainnya. Kelima tokoh tersebut ialah Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Bataha Santiago dari Sulawesi Utara,  Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah, M Tabrani dari Jawa Timur, dan KH Ahmad Hanafiah dari Lampung.

Jejak Perjuangan

Lahir di Leuwimunding, Majalengka, pada Juli 1898, Kiai Chalim tumbuh dalam keluarga yang menghargai pendidikan dan keilmuan. Setelah dua tahun menuntut ilmu di Sekolah Raja, sebuah institusi pendidikan selama era kolonial Belanda yang dikhususkan bagi segelintir orang, Kiai Chalim melanjutkan perjalanan intelektualnya ke berbagai pesantren di Jawa Barat, hingga akhirnya memperdalam pengetahuan religinya di tanah suci Mekkah.

Persahabatannya dengan KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu pendiri NU, menandai salah satu kolaborasi intelektual paling berpengaruh dalam sejarah NU. 

Buku “Kiai Besar Bin Kiai Besar Yang Berfikir Besar” karya Djoko Pitono dan Achmad Lazim Saudi mendokumentasikan diskusi dan pembelajaran harian antara dua tokoh ini yang tidak hanya berfokus pada peningkatan kehidupan umat Muslim di Indonesia tapi juga pada perjuangan kemerdekaan.

Kembalinya Kiai Chalim dari Arab Saudi dan pengabdian sebagai pengajar serta administrator di Nahdlatul Wathon di Surabaya merupakan simbol dedikasinya untuk pemajuan pendidikan di Indonesia.

Sepanjang hidupnya, ia tak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan tetapi juga berperan penting dalam momen-momen krusial, seperti perang 10 November 1945 dan pembentukan Pergunu.

Institut Pesantren KH Abdul Chalim, yang mengambil nama dari pahlawan besar ini, diperkirakan akan menjadi kekuatan baru dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Kampus ini menjanjikan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Aswaja dan semangat kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pendahulunya.

Kepemimpinan KH Asep Saifuddin Chalim, saat ini sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, semakin menguatkan misi pendidikan ini. 

Dengan mengenang jasa ayahnya, KH Asep mengajak generasi muda untuk melanjutkan estafet perjuangan dengan pengetahuan dan kebijaksanaan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button