Arena

Rama Teguh Hampir Kehilangan Gelar Juara Gara-gara Bendera Palestina


Atlet balap sepeda gunung asal Indonesia Rama Teguh Adi Pratama nyaris kehilangan gelar juara yang diraihnya di Pokhara Enduro di Nepal.

Rama dari tim Ertap Sports Management sukses menjadi yang tercepat dari kelas Men Elit usai melibas empat lintasan balap yang masing-masing memiliki panjang 1-2 kilometer dengan catatan waktu 7 menit 4,66 detik.

Namun, gelar juara yang didapat Rama hampir saja ditarik panitia gara-gara perkara sebuah bendera Palestina.

Selepas berhasil menaiki podium juara, Rama melakukan selebrasi sambil membentangkan bendera Palestina. Sikap tersebut mendapat respon negatif dari panitia dan warga setempat di Mahaprab Dham di Arba Hills, Pokhara, Nepal.

AT Wiryawan, pelatih Rama Teguh dalam wawancaranya bersama Inilah.com mengatakan, panitia dan aparat keamanan setempat langsung menatap sinis Rama ketika bendera dengan lebar 60cm dan tinggi 40cm dibentangkan anak asuhnya dari atas podium.

“Mereka mengaku tak senang dengan cara seperti itu. Padahal kami hanya membentangkan simbol bendera tanpa ada muatan kalimat di dalamnya. Akhirnya bendera itu diambil, dan saya tidak tahu juga dikemanakan setelah itu,” kata Wiryawan, Selasa (26/12/2023).

Usut punya usut, Wiryawan menganggap bahwa kebanyakan dari masyarakat Nepal memang bersikap pro-Israel. Dan melihat pembunuhan dan pembantaian terhadap warga Gaza, di Palestina, hanya muatan politis bukan kemanusiaan.

Oleh karena itu, sikap Rama di podium pun mendapat sambutan kurang menyenangkan. Bahkan, gelar juara yang didapatkannya dengan susah payah sempat ingin ditarik kembali oleh panitia.

“Mereka juga ingin nge-blacklist Rama dari turnamen. Saya katakan, silakan saja. Nanti anda sendiri yang rugi kok. Saya juga termasuk sebagai race director, jika anda membatalkan gelar juara yang diraihnya, ya saya juga punya hak, membatalkan keseluruhan kegiatan ini. Saya akan katakan turnamen ini illegal,” terang Wiryawan.

Sebagai pelatih, Wiryawan menentang keras sikap panitia Pokhara Enduro yang terlalu tendensius menyikapi selebrasi anak asuhnya.

“Ini kan cuma salah satu bentuk simpatik dia terhadap negara yang tengah dirundung masalah isu kemanusiaan, apa salahnya? Saya bilang begitu. Secara aturan race juga tidak ada yang dilanggar. Pun pengibaran bendera dilakukan setelah race, artinya bukan dalam koridor acara tengah berlangsung,” tutur dia.

Alhasil, Wiryawan pun harus berkutat dengan persoalan ini dan tertahan lima hari di Nepal, untuk dimintai klarifikasi oleh pihak setempat.

Sekalipun, menurut Wiryawan, isu pengibaran bendera Palestina di kejuaraan balap sepeda gunung di Nepal sempat terdengar hingga negara tetangga Nepal seperti India dan Bangladesh.

“Jadi isu ini sempat ramai di sana, sampai-sampai kami harus melakulan klarifikasi selama lima hari, untuk menyelesaikan masalah ini,” ucapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button