Market

RI Pusat Produk Halal Dunia, Bamsoet Dukung UMKM Mudah Dapat Sertifikat

Untuk memudahkan 10 juta UMKM mendapatkan sertifikasi halal, Yayasan Al Muttaqien Care menciptakan platform digital temanQu. Langkah ini diapresiasi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Kata Bamsoet, sapaan akrab Ketua MPR itu, platform digital temanQu harus bisa memudahkan proses pendataan dan verifikasi UMKM yang ingin memperoleh sertifikasi halal secara gratis.

“Pemberian sertifikat halal secara gratis kepada 10 juta UMKM merupakan wujud kepedulian pemerintahan Presiden Joko Widodo terhadap kemajuan UMKM Indonesia agar bisa menjadi pemain utama dalam industri pasar halal dunia. Sebagai negara dengan penduduk muslim mencapai 230 juta jiwa dan terbesar dunia, Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar bagi industri halal, melainkan harus menjadi pemain utama,” kata Bamsoet, dikutip Rabu (25/5/2022).

Masih kata politisi senior Golkar ini, pada Januari 2022, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mencanangkan ekosistem global halal hub, sebagai Gerakan Nasional Sinergitas Menuju Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia 2024. Artinya, komitmen pemerintah mendorong UMKM masuk industri halal, sangat serius.

Untuk memajukan UMKM sehingga bisa maju di sektor industri halal, menurut Bamsoet, butuh keberanian dan usaha yang luar biasa. Serta, dukungan dari semua pihak termasuk Yayasan Al Muttaqien Care.

Seluruh pihak, kata dia, perlu selaras dengan visi mulia Presiden Jokowi yakni menjadikan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia pada 2024. “Tentu saja membutuhkan usaha yang tidak biasa-biasa saja. Tidak bisa dengan business as usual,” ungkapnya.

Bamsoet yang pernah menjabat Ketua DPR, menjelaskan, berdasarkan laporan State of Global Islamic Economy Report 2020-2021, tingkat konsumsi pangan halal dunia, diprediksi naik dari US$1,17 triliun (2019), menjadi US$1,38 triliun (2024). Sementara fesyen Muslim meningkat dari US$277 miliar menjadi US$311 miliar.

“Peningkatan tersebut tidak hanya terjadi di negara-negara mayoritas penduduk Muslim seperti Timur Tengah, melainkan juga negara-negara mayoritas non-Muslim lainnya, seperti di kawasan Eropa. Sebab para konsumen non-Muslim juga meyakini keberadaan label halal tidak hanya terkait agama, tetapi juga terkait kebersihan dan keamanan sebuah produk,” jelas Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini, menerangkan, produk halal ekonomi syariah dunia terdiri atas enam jenis. Yakni makanan, mode, pariwisata, kosmetik dan farmasi, energi baru terbarukan, dan keuangan syariah. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri makanan dan mode.

“Sebagaimana kajian Bank Indonesia, industri makanan dan mode muslim, bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari petani, pesantren, hingga perusahaan besar. Industri ini memiliki mata rantai panjang sehingga memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar,” pungkas Bamsoet. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button