Ototekno

Rp13,7 Triliun untuk SATRIA-2, Investasi Pemerintah untuk Teknologi Satelit Canggih


Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Fadhilah Mathar, mengumumkan rencana pembangunan Satelit Republik Indonesia-2 (SATRIA-2). Tujuannya adalah untuk memperluas kapasitas layanan satelit di Indonesia. Fadhilah, dalam pernyataan di Jakarta baru baru ini, menyampaikan bahwa kapasitas SATRIA-1 saat ini masih belum mencukupi untuk mencakup seluruh area dan layanan publik yang tidak terjangkau oleh teknologi terestrial.

Fokus utama SATRIA-2 akan pada lokasi-lokasi yang belum tercakup oleh serat optik atau teknologi microwave. Dengan kapasitas yang mencapai 300 Gbps, SATRIA-2 diharapkan memberikan peningkatan yang signifikan dari SATRIA-1 yang hanya berkapasitas 150 Gbps.

Kepala Divisi Satelit BAKTI, Sri Sanggrama Aradea, menjelaskan bahwa proses pengadaan SATRIA-2 saat ini masih dalam diskusi teknis dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan. 

“Kami sedang berdiskusi teknis dengan Bappenas dan Kemenkeu untuk memasukkan proyek ini ke dalam green book, dan juga mengenai pendanaannya,” ujar Aradea.

Investasi yang diperlukan untuk proyek SATRIA-2 diperkirakan mencapai 884 juta dolar AS, atau sekitar Rp13,7 triliun. Pembangunan infrastruktur digital ini dijadwalkan dimulai pada tahun 2024, dengan fokus pada pemetaan yang tepat sasaran.

Proyek ini diharapkan akan menambah sekitar 45 ribu titik layanan internet baru di Indonesia, yang akan meningkatkan akses dan kualitas layanan internet di seluruh negeri. “Kami memperkirakan akan ada tambahan 45.000 titik layanan, dan ini sangat dibutuhkan mengingat kapasitas SATRIA-1 yang saat ini dirasa masih kurang,” tambah Aradea.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button