Market

Rupiah Melemah, Bulog Nyerah Harus Impor Beras 1,5 Juta Ton

Tiba-tiba, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso mengumumkan mengurangi impor beras yang semula 1,5 juta ton, menjadi 1 juta ton saja. urusannya tak jauh-jauh dari duit.  

Kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, Perum Bulog hanya sanggup menandatangani importasi beras sebanyak sejuta ton. Bisa jadi, kemampuan keuangan Perum Bulog, agak terbatas.

Namun, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini, tak mau buka-bukaan berapa isi brangkasnya. Dia mencoba menutupi dengan alasan terbatasnya kapasitas pelabuhan.

“Kontrak itu berkaitan dengan kemampuan bongkar muatan. Karena daya bongkar pelabuhan kita enggak mampu. Kalau 20.000 ton aja kita bongkar bisa 6 hari,” kata Buwas di gedung DPR, Jakarta, dikutip Kamis (9/11/2023).

Selain itu, Buwas menerangkan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS, sangat memengaruhi harga beras di pasar global. Hal itu, kata dia juga menjadi berdampak terhadap kemampuan Bulog untuk membeli beras impor. “Kalau harga belinya lebih mahal, ya enggak ada gunanya. Situasi Dolar naik segala macam akan mempengaruhi harga beli,” tuturnya.

Menurutnya, meskipun sisa kuota impor tahun ini tersisa 500.000 ton, tetapi Bulog tidak dapat menggunakannya untuk pengadaan di 2024.

Dengan begitu, impor beras yang akan masuk di awal tahun dari kontrak 2023 dipastikan hanya 1 juta ton. “500.000 ton hangus, enggak bisa carry over. Yang carry over hanya [beras impor] yang terkontrak tahun ini,” kata Buwas.

Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa penugasan impor beras tambahan tahun ini sebanyak 1,5 juta ton hanya berlaku sampai dengan 31 Desember 2023.

Setali tiga uang, Arief menyebut kapasitas pelabuhan dan bongkar muatan menjadi pertimbangan Bulog dalam menekan kontrak beras impor. 

“Karena kemampuan bongkar itu,” kata Arief.

Kendati begitu, Arief mengatakan pihaknya masih mengusahakan agar kuota impor beras 500.000 ton berpeluang tidak hangus di akhir tahun alias masih dapat dieksekusi Bulog di tahun depan.

Menurutnya, persoalan tersebut sudah didiskusikan dirinya dengan presiden. “Udah dibahas nanti kita diskusi lagi yang 500.000 [ton]. Harusnya sih enggak hangus,” kata Arief.

Adapun selama 2023, pemerintah telah mengeluarkan penugasan impor beras mencapai 3,5 juta ton kepada Bulog. Secara terperinci, penugasan impor 2 juta ton dikeluarkan pada awal tahun, sedangkan penugasan impor 1,5 juta ton dikeluarkan pemerintah sejak Oktober 2023.

Adanya El Nino yang menekan produksi beras dalam negeri hingga stabilitas harga menjadi dalih pemerintah untuk mendatangkan beras dari luar negeri. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button