Market

Saatnya Sulsel Jadi Produsen Pisang Terbesar di Dunia


Empat bulan lalu, tepatnya Kamis (28/9/2023), Sulawesi Selatan menggagas Gerakan Gemar Menanam Pisang (G2MP). Tak tanggung tanggung, targetnya menanam 1 miliar pohon pisang di lahan seluas 500 ribu hektare. 

Mungkin anda suka

“Pisang adalah buah yang sangat dekat dengan kultur masyarakat Sulsel. Hampir semua makanan olahan di Sulsel, bahan dasarnya pisang. Sayangnya, belum ada budidaya pisang yang masif sebagai sumber pencaharian utama,” ungkap Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, kala itu. 

Bagi Bahtiar, pisang yang juga dikenal sebagai buah surga, punya nilai ekonomis tinggi. Peluang pasar ekspornya sangat besar dan jika dikelola dengan baik, akan punya daya dongkrak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Sulsel. 

“Ini peluang untuk memberdayakan masyarakat. Pada akhirnya ini bisa mengentaskan kemiskinan, menurunkan angka stunting, dan menciptakan banyak lapangan kerja,” ujar Bahtiar.  

Tumbuh Subur

Kini setelah empat bulan pencanangan, apa kabar gerakan yang sempat menuai protes beberapa kalangan di Sulsel ini? 

Bibit pisang cavendish yang ditanam Bahtiar tiga bulan lalu di Kabupaten Bone kini sudah tumbuh dengan baik. Diantaranya di Sentra Pembibitan Cavendish di Dusun Waru, Desa Batugading, dan Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, di Kecamatan Mare. 

Tinggi pohon pisang cavendish di dua lokasi itu sudah setinggi pinggang hingga bahu orang dewasa.

“Lahan di sini memang subur sekali, dengan kita tanami pisang cavendish nilai keekonomiannya jauh lebih tinggi,” ujar Bahtiar, usai mengunjungi dua lokasi tersebut bersama Pj Bupati Bone Andi Islamuddin, Jumat (12/1/2024). 

“Kita tanam pisang cavendish di sini sudah secara ilmiah, diteliti dan disiapkan oleh tim yang berpengalaman menanam pisang cavendish. Ini kawan-kawan dari Jawa Barat dan Lampung. Kami bawa ke sini yang memang sudah berkebun pisang cavendish yang melakukan asistensi langsung,” tambah Bahtiar.

Soal pasar, ungkap Bahtiar, sudah ada jaminan dengan pola contract farming, dan pembelinya sudah antre.

Dia menyebut, ada pengusaha lokal eksportir ke China yang meminta 500 kontainer untuk dapat dipenuhi setiap minggu. Demikian juga, ada beberapa perusahaan yang mengajukan minat membeli pisang cavendish.

Di negara-negara yang mengonsumsi pisang, seperti kawasan Timur Tengah, China, Jepang, dan Korea, pisang tidak tumbuh dengan baik. 

“Kita baru bisa memenuhi satu persen dari total permintaan dunia. Jadi harus tanam lebih banyak lagi karena cavendish ini komoditi pisang yang diminati seluruh dunia dan kekuatannya Indonesia dan Sulsel itu, hampir seluruh Sulsel tanahnya cocok,” jelasnya.

Dorong Partisipasi Rakyat 

Bagi Bahtiar, suksesnya gerakan menanam pisang adalah harga mati. Itu sebabnya, dia sering turun ke desa dan kelurahan di 24 kabupaten kota se-Sulsel, melalui medan berlumpur, berbatu, hingga berjalan kaki melewati titian bambu, demi memasyarakatkan pisang cavendish.

Bahtiar memang lebih banyak menghabiskan waktu kerjanya di daerah dibandingkan di Kota Makassar. Ia memberi contoh agar pejabat Pemprov Sulsel banyak turun ke lapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Kamis (11/1/2024) kemarin misalnya, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri itu mengunjungi Desa Bontocani, salah satu desa terpencil dan sulit diakses di Kabupaten Bone.

Saat tiba, ia terkesima dengan tanaman pisang Cavendish yang sudah ditanam oleh Abdul Hafid Mappatoba bersama kelompok tani Tani Mitra Utama 1 di desa ini. Awalnya dari enam bibit yang dibeli online, kini jadi ribuan. Hamparan pohon pisang cavendish dan pisang lainnya begitu indah.

“Bapak Abdul Hafid ini adalah kepala sekolah dan penceramah juga. Wah, beliau paham Al Qur’an Surah Al Waqi’ah. Ayo kita tanam,” ucap Bahtiar sebelum penanaman pisang cavendish.

post-cover
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin ketika  mengunjungi Desa Bontocani, salah satu desa terpencil dan sulit diakses di Kabupaten Bone, Kamis (11/1/2024). (Foto: Humas Pemprov Sulsel) 

Produsen Pisang Terbesar

Jika langkah besar ini terwujud, Sulsel akan menjadi provinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Dan itu otomatis membuat produksi pisang kita menjadi salah satu yang terbesar di jagad raya. 

Dengan lebih dari 230 varian pisang, Indonesia telah menjadi pusat produksi pisang yang signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang tahun 2021, Indonesia mampu memproduksi pisang sebanyak 8,74 juta ton, menandai peningkatan sebesar 6,82% dari tahun sebelumnya yang sekitar 8,18 juta ton.

Tak hanya itu, produksi pisang di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, dengan rata-rata kenaikan sekitar 5,2% per tahun, menurut catatan BPS. Hal ini menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki pisang sebagai sumber pendapatan dan pangan yang andal bagi masyarakat.

Saat ini predikat produsen pisang terbesar di dunia dipegang India. Pada tahun 2020 India memproduksi 31,5 juta ton pisang. China berada di posisi kedua dengan produksi sekitar 11,5 juta ton pada tahun 2020. 

Dengan produksi 8,74 juta ton, Indonesia berada di posisi ketiga, mengalahkan Brasil (6,6 juta ton), Ekuador (6 juta ton) dan Filipina (5,9 juta ton). 

Di antara negara-negara yang memproduksi pisang, Indonesia berada di jalur cepat untuk menduduki posisi produsen pisang terbesar di dunia, mengalahkan India. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button