KesehatanRamadan

Sahur jadi Kunci Ibu Lancar Menyusui Saat Berpuasa

Salah satu cara untuk para ibu menyusui tetap lancar memberikan ASI saat berpuasa adalah dengan menjalankan sahur yang benar. Hal tersebut terungkap oleh Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Melisa Lilisari, SpA, Mkes.

“Untuk memproduksi ASI dibutuhkan sejumlah energi, didapat dari makanan yang terakhir dimakan yakni saat sahur. Ibu harus sahur,” katanya saat temu media virtual ditulis di Jakarta, Jumat, (1/4/2022).

Pada saat berpuasa, tubuh tidak lantas berhenti memproduksi ASI karena tidak ada asupan makanan selama 12-14 jam. Cadangan ASI terus mengalir karena menggunakan energi di dalam tubuh dari cadangan lemang yang ada.

Tubuh ibu akan menyesuaikan terutama jika memiliki status nutrisi baik dan tidak ada penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan lainnya.

Tanda-tanda ibu menyusui mengalami dehidrasi

Walau begitu, Melisa mengingatkan para ibu menyusui terkait rambu-rambu apa yang harus diwaspadai yakni jika berat badan ibu turun lebih dari 1 kg per minggu sehingga sebaiknya dikonsultasikan dengan dokternya apakah ada problem.

Selain itu, untuk memantau tanda akut dehidrasi, ibu bisa melihat tanda-tandanya semisal jarang buang air kecil dan air urine berwarna kuning pekat serta berbau, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, lemas, mual dan muntah.

“Ini gejala-gejala yang berkaitan dengan dehidrasi berat. Bila terjadi, maka ibu bisa mengasumsikan dirinya dehidrasi berat sehingga butuh cairan segera,” tutur Melisa.

Terkait efek puasa terhadap si kecil, secara umum sebenarnya puasa pada ibu menyusui tidak membahayakan bayi-bayi mereka selama nutrisi dan hidrasi ibu tetap cukup semalaman.

Menurut berbagai studi, bayi tetap bisa bertumbuh sebagaimana biasanya dengan parameter yang dinilai seperti berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

Namun, ibu menyusui harus melihat juga usia bayi. Bayi yang berusia dibawah enam bulan dan masih mendapatkan ASI eksklusif mungkin berbeda kebutuhannya dengan bayi diatas usia itu yang sudah mendapatkan MPASI.

“Karena itu, apabila bayi di bawah usia 6 bulan, ibunya ingin berpuasa, sebaiknya konsultasikan dulu (dengan dokter),” kata Melisa.

Selama berpuasa, ibu perlu mewaspadai sejumlah hal terkait bayi mereka antara lain pertumbuhan bayi yang dinilai secara akut dengan berat badan bayi.

Perhatikan apakah pada bayi terjadi kenaikan berat badan yang tidak optimal, malah turun atau muncul gejala akut tanda dehidrasi seperti bayi tampak tidak puas setelah selesai menyusui, jarang buang air kecil (lebih dari 6 jam sekali), popoknya tidak basah dan pekat dan bayi tampak lemas atau tidak aktif sebagaimana biasanya.

Agar hal-hal ini tak terjadi, selama Ramadhan, ibu menyusui perlu memperhatikan perhatikan nutrisi dan hidrasi saat sahur dan berbuka puasa. Usahakan sahur dan berbuka kualitas dengan asupan dan hidrasi tetap terjaga sebagaimana biasanya.

“Apa yang harus dikonsumsi saat berpuasa sebenarnya kebutuhan kalori, protein, lemak dan mineral sama saat sebelum berpuasa. Hanya mungkin plot waktu yang diutamakan saat sahur dan berbuka serta hidrasi semalaman,” kata Melisa.

Asupan nutrisi yang dibutuhkan antara lain karbohdirat kompleks yang tinggi serat, cukup kalsium, tinggi protein hewani, berbagai macam buah dan sayuran untuk mendapatkan asupan vitamin dan mineral beragam dan cukup hidrasi demi menjaga status hidrasi seharian dan hindari kafein tak terkena dehidrasi.

Di sisi lain, perhatikan juga kondisi ibu seperti status nutrisi, aktivitas harian dan apakah ada penyakit yang menyertai. Kalau bisa, ibu menyusui yang berpuasa menghindari aktivitas berlebihan dan cuaca panas.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button