News

Sebut Proporsional Terbuka Langgar UUD, Yusril Dinilai Punya Kepentingan Tertentu

Pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra bahwa sistem pemilu melalui proporsional terbuka melanggar Undang-Undang Dasar (UUD 1945) berbuntut panjang. Pasalnya, pernyataan Yusril ini dinilai bermuatan kepentingan tertentu.

“Bahwa yang sesuai dengan konstitusi itu adalah proposional terbuka. Kalau bang Yusril mengatakan melanggar UU, ya perspektif beliau dan kepentingannya, karena (Yusril) ketum (ketua umum) partai, yang mana mendukung sistem tertutup kan begitu,” kata Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Inilah.com,  Kamis (9/3/2023).

Ujang menyarankan Yusril yang kini memegang posisi ketum Partai Bulan Bintang (PBB), dapat membandingkan sistem proporsional terbuka dengan sistem proporsional tertutup. “Karena sistem proposional terbuka sesuai dengan konstitusi dan UUD,” katanya menegaskan.

Oleh karena itu, Ujang mengajak publik untuk tak begitu saja menelan pernyataan Yusril terkait sistem proporsional terbuka. Ia menyebut, meski Yusril memiliki hal untuk menyebut sistem proporsional terbuka dalam pemilu melanggar UUD 1945, tetapi tetap saja bias kepentingan.

“Harus cari argumen pembanding yang lebih objektif,” ujar dia menambahkan.

Sebelumnya, dalam sidang lanjutan gugatan uji materi sistem pemilu di Mahkamah Konstitusi, Yusril menegaskan sistem proporsional terbuka atau mencoblos nama caleg bertentangan dengan UUD 1945. Yusril yang pernah menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma’ruf di sidang gugatan sengketa Pilpres 2019 di MK ini membeberkan alasannya.

“Karena menghalangi pemenuhan jaminan-jaminan konstitusional mengenai fungsi parpol, melemahkan kapasitas pemilih dan melemahkan kualitas Pemilu,” ucap Yusril, Rabu (8/3/2023).

Lebih lanjut dia berpendapat, saat ini parpol tak lagi mengejar fungsi aslinya sebagai penyalur partisipasi politik. Justru hanya fokus untuk mencari kandidat yang dapat menggaet suara terbanyak.

“Partai politik tidak lagi fokus mengejar fungsi asasi, tidak lagi berupaya meningkatkan kualitas program-program nya yang mencerminkan ideologi partai melainkan sekadar fokus untuk mencari kandidat-kandidat yang dapat menjadi magnet untuk meraih suara terbanyak,” kata Yusril menegaskan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button