Arena

Seperti Bermain Tinju, Prancis Kalah dengan Cara Kejam

Pelatih Prancis Didier Deschamps mengatakan kekalahan dari Argentina di Final Piala Dunia Qatar 2022 terasa sangat kejam.

Sempat dua kali bangkit dari ketertinggalan, Prancis tetap harus kalah lewat drama adu penalti dan melewatkan trofi piala dunia.

“Kami tidak sebagus dalam 60 menit pertama melawan lawan berkualitas tinggi yang memiliki energi lebih banyak. Tetapi kami bangkit entah dari mana dan membalikkan situasi yang sangat sulit. Itu membuat kami semakin menyesal,” kata Deschamps usai laga seperti dikutip dari AFP, Senin (19/12/2022).

Kekalahan Prancis sekaligus mengagalkan misi back to back juara dunia yang pernah terjadi 60 tahun lalu.”Kami berpeluang menjuarai Piala Dunia ini pada menit terakhir, tetapi itu tidak terjadi,” kata Deschamps.

“Anda harus mengucapkan ‘bravo’ kepada mereka. Saya tak mau tak menaruh hormat kepada Argentina tapi ada banyak sekali emosi dan pada akhirnya sungguh kejam mengingat kami sudah begitu dekat (untuk menjadi juara),” sambungnya.

Virus yang menyerang beberapa pemainnya menjelang final telah membuat Prancis tampil buruk dalam satu jam pertama laga itu.

“Banyak alasan yang menjelaskan mengapa kami tidak sebaik itu. Beberapa pemain penting kekurangan energi. Memasukkan pemain-pemain lebih muda dengan sedikit pengalaman tapi lebih segar dan berkualitas telah menmbuat mimpi kami tetap hidup. Tapi sayangnya mimpi itu tidak jadi kenyataan,” pungkasnya.

Sementara itu kapten Prancis Hugo Lloris menyebut laga kontra Argentina layaknya seperti pertandingan tinju.”Seperti pertandingan tinju, kami berbalas pukulan,” kata penjaga gawang 36 tahun itu.

“Kami tidak menyerah. Kami membutuhkan penentu pemenang dan diputuskan melalui adu penalti. Penalti selalu kejam. Kami hampa,” ungkapnya.

Lloris tak bisa mementahkan empat penendang penalti Argentina dalam adu penalti itu termasuk satu tendangan Messi yang mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut.

“Kami boleh saja tertinggal 0-2, tetapi kami terus percaya bahwa kami bisa membalikkan keadaan,” tambah kiper Tottenham Hotspur tersebut.

Kylian Mbappe mencetak dua gol dalam dua menit akhir pertandingan untuk membatalkan keunggulan dua gol Argentina dan memaksakan perpanjangan waktu.

Dia kembali mencetak gol lagi dari penalti untuk melengkapi hattricknya dan kembali menyamakan kedudukan 3-3 setelah Lionel Messi sempat membawa Argentina unggul 3-2.

Randal Kolo Muani hampir mencetak gol pada saat-saat terakhir sebelum Argentina menang 4-2 lewat adu penalti setelah Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal menjalankan tugasnya dalam dua penalti itu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button