Market

Setelah BI Kini BSI, Awas Bank Lain Jadi Target Ransomware

Setelah Bank Indonesia (BI) terkena serangan ransomware pada 2022, giliran Bank Syariah Indonesia (BSI) tersengat juga. Layanan perbankjan BSI sempat lumpuh 4 hari. Betapa rapuhnya IT perbankan di Indonesia.

Tak sedang bercanda, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong mengingatkan, serangan siber akan terus menyasar sektor perbankan atau industri keuangan lainnya. “Sektor perbankan dan lembaga keuangan, masih dan akan terus menjadi target utama para penjahat siber,” tegas Yeo Siang Tiong dalam rilis, dikutip Rabu (17/5/2023).

Dia mengatakan, para peretas atau hacker telah berhenti mencoba menginfeksi banyak komputer, sekarang menargetkan korban berskala besar. Serangan terhadap organisasi komersial dan perusahaan, memerlukan perencanaan yang cermat.

Dia menilai, serangan ransomware terhadap BSI, merupakan fakta bahwa target serangan adalah perbankan dan keuangan lainnya. Alasannya, bank memiliki data atau informasi yang cukup penting. “Data-data mengenai pelanggan atau nasabah, dan besarnya jumlah uang yang tersimpan. Itu termasuk data penting yang mereka incar,” kata dia.

Statistik baru dari Kaspersky, kata dia, mengungkapkan bahwa total 304.904 serangan ransomware yang mengincar bisnis di Asia Tenggara, berhasil diblokir oleh solusi B2B Kaspersky pada 2022. Dan, Indonesia tercatat jumlah insiden tertinggi yang digagalkan solusi Kaspersky, sebanyak 131.779 kasus. Diikuti Thailand sebanyak 82.438 kasus dan Vietnam 57.389 kasus. “Filipina mencatat total 21.076 serangan ransomware, Malaysia memiliki 11.750, dan Singapura memiliki 472,” ucap Yeo Siang Tiong.

Ransomware—malware yang mengunci perangkat atau file, kata dia, terus berkembang dalam kualitas dan kuantitas. Kaspersky melihat munculnya kelompok ransomware menambahkan mode pemerasan lainnya. Mulai dari menjual kembali data atau file yang telah mereka retas, melakukan serangan DDoS terhadap korban atau pelanggan korban, atau menggunakan data yang sama untuk melakukan tindak lanjut serangan seperti phishing yang ditargetkan. “Mereka dijuluki sebagai Ransomware 3.0,” tutur Yeo Siang Tiong.

Mengingatkan saja, pada 21 Januari 2021, publik dibikin geger dengan serangan ransomware conti kepada Bank Indonesia (BI). Serangan ini, sejatinya telah terjadi sejak 2021. BI melaporkan ke BSSN pada 17 Desember 2021. Serangan ini dikatakan tak terlalu besar.

Ransomware Conti hanya menyerang komputer personal BI di kantor Bengkulu. Setelah ditelusuri, ada sekitar 16 komputer yang terdampak. Di mana, penyerangan hanya menyasar data pada komputer personal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button