Market

Singkirkan Apple, Saudi Aramco jadi Perusahaan Termahal di Dunia

Melonjaknya harga minyak dunia berdampak dahsyat. Banyak perusahaan migas kebagian berkah, termasuk Saudi Arabian Oil Company alias Saudi Aramco. Valuasi asetnya melejit menumbangkan Apple.

Menurut FactSet, valuasi pasar produsen bahan bakar itu asal negeri gurun itu, melejit hingga US$2,34 triliun. Menempatkan Saudi Aramco sebagai perusahaan paling tajir sedunia.

Dikutip dari CNBC International, melejitnya aset Saudi Aramco ini, tidak lepas dari meroketnya harga saham serta harga minyak di tengah ketidakpastian ekonomi dampak perang Rusia-Ukraina. Banyak investor terpaksa melego ekuitas di sektor industri, termasuk teknologi.

Alhasil, Aramco berhasil menyingkirkan perusahaan teknologi asal AS, Apple, yang selama ini memiliki valuasi paling mahal. Saat ini, valuasi pasar perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu mencapai US$2,37 triliun. Terjadi penurunan sebesar 5 persen pada perdagangan Rabu (11/5/2022) di AS.

Harga saham Apple jatuh hampir 20 persen sejak mencetak rekor di level US$182,94 pada 4 Januari 2022. Langkah ini sebagian besar simbolis, tetapi ini menunjukkan bagaimana pasar mulai bergeser, ketika ekonomi global bergulat dengan kenaikan suku bunga, inflasi, dan masalah rantai pasokan.

Di sisi lain, saham Aramco naik lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini. Pada Maret 2022, Aramco melaporkan laba 2021 meningkat lebih dari dua kali lipat. Ya, karena itu tadi, melonjaknya harga minyak dunia. Adapun Apple melewati Saudi Aramco menjadi perusahaan publik paling berharga di dunia pada 2020.

Sekitar Juli 2020, Apple (AAPL) melampaui posisi Saudi Aramco sebagai perusahaan publik bernilai tertinggi di dunia. Kala itu, Apple memiliki nilai valuasi pasar US$1,82 triliun. Angka ini dicapai setelah saham Apple naik menjadi US$425,04 per lembar. Artinya, harga saham Apple melonjak sekitar 45 persen pada 2020.
Sementara, menurut data Refinitiv, nilai valuasi pasar Saudi Aramco pada Juli 2029, mencapai US$1,76 triliun. [ikh]

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button