Market

Dongkrak Produksi Padi, Kementan Poles Jaringan Irigasi

Upaya konkrit yang dilakukan Kementan ternyata tidak sia-sia. Progam modernisasi irigasi untuk meningkatkan produktivitas padi yang menyasar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Barat, membuahkan hasil.

Peningkatan produktivitas tersebut dengan melakukan Demonstration Plot (Demplot) di lokasi penyuluhan meningkat 0,56 ton per ha yang dialami di Climate Smart Agriculture (CSA). Strategi itu melalui program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang digagas Kementan di Provinsi Jawa Barat.

Dari hasil evaluasi tahun 2022, menunjukkan peningkatan rata-rata 0,56 ton/ha, dari 6,19 ton/ha di lokasi non CSA menjadi 6,75 ton/ha di lokasi CSA. Hal itu diperkuat data produktivitas dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui perhitungan Kerangka Sampling Area (KSA).

Kegiatan CSA SIMURP di Jawa Barat dilaksanakan pada 3 Daerah Irigrasi (DI) yakni DI Jatiluhur, Cikeusik dan Cipancuh yang yang mencakup empat kabupaten: Cirebon, Indramayu, Subang dan Karawang. Peningkatan produktivitas padi pada lokasi Demplot CSA dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – (BPPSDMP), Kementan, Bustanul Arifin Caya, di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan ´Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)´ di lokasi CSA SIMURP 2023.

“Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas dan IP (Indeks Pertanaman) serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK),” katanya seperti dikutip akhir pekan lalu dari Antara.

Jadi CSA juga, kata Bustanul, merupakan pendekatan yang mentransformasi dan orientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan, sehingga mampu mendukung pertanian berkelanjutan dan memastikan ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mendorong peningkatan kapasitas para penyuluh pertanian untuk menggenjot produktivitas padi nasional. “Para penyuluh saat ini dituntut harus mampu adaptasi dengan penggunaan teknologi digital dalam proses budidaya pertanian,” katanya.

Selain terjadi Peningkatan Produktivitas, begitu pula rata-rata produktivitas di lokasi scaling up Potok Beusi, terjadi peningkatan 1 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP) dari 6,3 ton/ha di lokasi non CSA menjadi 7,3 ton/ha di lokasi CSA. Capaian produktivitas pada lokasi CSA tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mendorong peningkatan produktivas beras nasional sebagai pangan pokok rakyat Indonesia.

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya lintas empat kementerian dan lembaga yakni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button