Market

Stok Beras Menipis Harga Meroket, IKAPPI Pertanyakan Data Mentan SYL

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menuding Kementerian Pertanian (Kementan) hanya bisa klaim bahwa produksi beras aman. Kenyatannya, produksi beras tidak aman.

Kalau benar persediaan beras nasional mencukupi, maka harganya tidak melonjak seperti saat ini. “Ini memang ada masalah di produksi kita. Realitasnya turun kok. Kalau melimpah menurun,” ujar Reynaldi, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Reynaldi mengatakan, Ikappi mendapat laporan bahwa di harga gabah atau beras di tingkat penggilingan sudah mahal. Barangnya pun semakin sulit didapat. Berdasarkan rilis Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga gabah sudah di atas harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok Rp5.000 per kilogram.

Baca Juga:

India Setop Ekspor Beras dan Bawang Putih, Bikin Harga Melambung

Oleh karena itu, Ikappi meminta Kementan sebaiknya fokus untuk menggenjot produksi beras nasional. Selain itu, pemerintah mesti mengecek apakah beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog, betul betul tersalurkan dengan baik. Pengawasan dan kontrol distribusi harus diperketat. “Kalau pendistribusiannya sudah berjalan baik dan efektif, tentu harga beras di pasaran tidak akan naik,” kata Reynaldi.

Reynaldi benar. Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo selalu bilang pasokan beras Indonesia aman. Meski, Vietnam memangkas ekspor berasnya hingga 44 persen mulai 2030. “Beras kita cukup banyak. Coba lihat data BPS. Stoknya juga cukup dan kemarin juga sudah ada yang masuk,” kata Mentan SYL di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/5/2023).

Menurutnya, data beras Kementerian Pertanian (Kementan) mengacu pada tiga sumber yakni BPS, data standing crop dari satelit dengan kecerdasan buatan (AI), serta laporan manual dari daerah. Dari ketiganya, ia melihat tak ada permasalahan mengenai stok.

Baca Juga:

Janjikan Food Estate Beres, Kementan Minta Anggaran 2024 Naik Rp14,66 Triliun

“Lihat data, masak enggak percaya, hari begini sama data. Kementan buat tiga data, data BPS, data standing crop dari satelit melalui AI, semua dunia pakai sekarang seperti ini, kemudian laporan manual daerah. Semua menunjukkan hal yang sangat positif,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button