News

PDIP Tak Kunjung Deklarasi Capres, Pakar: Pendirian Megawati Teguh Sulit Dilobi

Masyarakat sudah lama menantikan deklarasi calon presiden (capres) PDIP, namun hingga kini belum ada tanda-tandanya. Direktur Eksekutif Lembaga Riset dan Konsultasi Publik Algoritma sekaligus pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana menyakini dalam internal PDIP sedang terjadi kajian mendalam, agar tak salah langkah dalam mendeklarasikan sosok capres.

“Kalaupun belum ada keputusan, ada pertimbangan langkah dan strategi politik, yang menurut saya sedang dikaji lebih serius oleh PDIP. Di sisi lain, hirarki organisasi yang terpusat kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, jadi faktor pendukung PDIP tak kunjung deklarasi,” ujarnya kepada inilah.com, Senin (27/2/2023).

Ia juga menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tak dapat mempengaruhi Megawati dalam penentuan capres ini, meski beberapa kali Jokowi coba meng-endorse beberapa tokoh, termasuk Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP.

Hal ini disebabkan, Jokowi tidak memiliki posisi dalam PDIP hanya anggota biasa. Sehingga jelas tak punya kuasa dalam ruang kebijakan internal partai. Maka dari itu, sambung dia, Jokowi coba memanfaatkan posisinya sebagai presiden dengan memberikan endorse ke Ganjar. “Yang ingin dia dorong dalam soal pilihan kebijakan, yang akan di support untuk orang-orang tertentu misalkan,” sambungnya.

Terkait pertimbangan Megawati yang tak kunjung mendeklarasikan capres ini, Adit belum dapat menerka sehingga ia hanya bisa merepresentasikannya saja. “(Soal pertimbangan belum umumkan nama capres) ya ditanyakan ke bu Mega. Kita hanya interpretasi aja,” pungkasnya.

Kendati terkesan lamban, namun kehati-hatian Megawati dalam memutuskan sosok capres sejatinya bisa jadi amunisi perang yang baik bagi siapapun nanti yang akan diusung. Sebab, semua strategi politik sudah matang dan siap dieksekusi.

“Untuk dioptimalkan manfaatnya di daerah masyarakat dan sebagainya, sehingga akan bermanfaat bagi capres yang di-endorse itu dalam bentuk buah elektoral. Logikanya begitu,” imbuh Adit.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button