Hangout

Upaya Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dalam Menangani Stunting di Jakarta

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan mengenai kondisi stunting di Jakarta saat ini. Dia mengatakan bahwa Dinas Kesehatan terus melakukan monitoring mengenai kondisi stunting di Jakarta, terutama terhadap para balita.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan monitoring dengan mendata balita yang datang menimbang ke Posyandu dengan menggunakan sistem EPPGM. Sistem ini sistem merupakan aplikasi yang digunakan oleh para pengurus dan kader posyandu untuk melakukan pencatatan dan pelaporan data.

“Kami monitor terus, sebenarnya memang monitor yang paling besar adalah dari balita yang datang menimbang ke posyandu. Itu ada sistemnya EPPGM diinput ke situ, kemudian setiap minggu kami tarik datanya. Ada berapa balita yang datang, ada berapa yang berada dalam kondisi masalah gizi,” kata drg. Ani Ruspitawati, M.M sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta saat ditemui setelah rapat di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Selain melakukan pengecekan terhadap balita yang dianggap stunting, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan deteksi dini terhadap balita-balita lainnya agar dapat dilakukan pencegahan penyakit stunting. Deteksi dini tersebut dilakukan dengan menggunakan skema-skema intervensi.

“Karena kita tidak hanya mendeteksi yang stunting, tapi kita mulai mendeteksi ketika balita itu berat badannya sudah tidak naik, atau masuk ke gizi kurang, atau ke gizi buruk. Itu sudah mulai kita intervensi dengan skema-skema,” ucap Ani Ruspiwati.

Untuk proses invertensinya terdiri atas berbagai program baik bagi anak usia sekolah, remaja, hingga wanita hamil. Ani menjelaskan bahwa intervensi tersebut dilakukan dengan upaya yang jauh dan panjang agar nantinya dapat lahir bayi-bayi yang sehat dan balita yang terhindar dari stunting.

“Dan intervensinya jauh mulai dari usia sekolah, kesehatan remaja, diberikan tablet tambah darah, wanita usia subur sudah ada programnya, wanita hamil ada programnya ANC (Antenatal Care). Dari 4x ANC menjadi 6x ANC. Ada pemeriksaan USG. Itu semua tujuannya untuk pemeriksaan, kemudian ada Catin. Kita punya sertifikasi Catin untuk yang mau menikah. Semuanya tujuannya adalah supaya lahir bayi-bayi yang sehat dan akan lebih besar kemungkinannya mereka tumbuh menjadi balita yang sehat,” tambahnya.

ANC merupakan program untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan bayi. Pemeriksaan Catin adalah program pemeriksaan yang diperuntukan bagi kedua calon pengantin yang akan menikah.

Ani juga menambahkan bahwa tidak ada batasan normal untuk jumlah stunting di Jakarta, yang lebih sesuai adalah adanya usaha untuk mengatasi dan mengurangi stunting.

“Sebetulnya tidak ada batas normalnya ya. Kita namanya berusaha terus mengentaskan stunting, mengurangi stunting. Nah, itu tadi salah satunya adalah kita nge-cut, jadi sebelum balita tersebut stunting, kita sudah intervensi terlebih dahulu.

Ani berharap dengan dilaksanakannya berbagai program kesehatan baik bagi balita, anak usia sekolah, remaja, wanita usia subur, dan wanita hamil maka dapat menghasilkan bayi-bayi dan balita yang sehat dan terhindar dari kondisi stunting.

Namun apabila jika balita sudah jatuh stunting maka Kepala DInas Kesehatan DKI Jakarta sangat mengharapkan pihaknya dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button