News

Heboh Soal Menu Stunting di Depok, Kemenkes Beri Penjelasan Begini

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akhirnya merespons menyoal Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mencegah stunting di Kota Depok, Jawa Barat. Menu yang diberikan, disinyalir tidak sesuai dengan anggaran yang telah diberikan.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ngabila Salama mengatakan pemberian PMT itu sudah sesuai petunjuk teknis soal percepatan pencegahan stunting yang dikeluarkan pihaknya.

“Jadi pemberian makanan tambahan ini untuk balita itu sangat penting untuk mementingkan protein hewani yang tinggi. Jadi kalau kita lihat itu di buku pink itu sudah hasil kajian dan juga berunding dari 13 organisasi profesi,” kata Ngabila kepada inilah.com, Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Ngabila menambahkan, petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan itu sudah sangat bagus. Di sana ada tabel-tabel menu makanan yang bisa dilihat oleh masyarakat dan disesuaikan.

“Selain itu Kemenkes juga punya buku resep olahan rumah yang murah praktis dan juga tentunya bergizi,” tambah Ngabila.

Adapun, Ngabila menggarisbawahi untuk menekan stunting, asupan anak-anak yang utama tetap protein hewani seperti dari telur, ikan, daging, lalu juga ayam dan susu. Paling gampang kata dia adalah dengan pemberian telur.

“Nah baru sudah itu komposisinya adalah karbohidrat dan gula. Jadi jangan terlalu banyak karbohidrat dan gulanya. Ada takarannya sesuai dengan buku yang sudah disampaikan tersebut,” tuturnya.

Sebelumnya, pemberian makanan tambahan (PMT) pencegah stunting di Kota Depok, Jawa Barat sempat viral di sosial media, karena menu makanan yang diberikan seakan tak sesuai dengan jumlah anggaran yang diberikan.

Hal ini diunggah oleh akun Instagram @depok24jam yang berdasarkan hasil laporan warga, menu PMT hari pertama adalah bubur, hari kedua bola-bola singkong dan kentang, hari ketiga makaroni telur puyuh, keempat nugget tempe, kelima sayur sawi dengan tahu putih, dan hari keenam bola nasi dengan wortel.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button